Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut curah hujan sangat rendah atau kurang dari 20 mm per dasarian berpeluang terjadi pada enam kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Waspada peluang curah hujan sangat rendah, ada dua kecamatan berstatus siaga dan empat kecamatan berstatus awas," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Sti Nenotek dari Labuan Bajo, Senin, (18/9/2023).

Peringatan curah hujan sangat rendah untuk enam kecamatan di Manggarai Barat itu telah dikeluarkan BMKG lewat Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis di NTT update 10 September 2023.

Sti mengatakan dua kecamatan yang berstatus "Siaga" curah hujan sangat rendah itu yakni Kecamatan Lembor Selatan dan Mbeliling.

Dua kecamatan tersebut berpeluang mengalami hari tanpa hujan (HTH) lebih dari 31 hari dengan peluang curah hujan sangat rendah kurang dari 20 mm per dasarian mencapai lebih dari 70 persen.

Selanjutnya ia menyampaikan Kecamatan Boleng, Komodo, Macang Pacar, dan Ndoso berstatus "Awas" dalam peringatan dini tersebut karena HTH bisa mencapai lebih dari 61 hari.

Empat kecamatan itu juga dapat mengalami curah hujan sangat rendah yakni kurang dari 20 mm per dasarian dan berpeluang terjadi lebih dari 70 persen.

Berdasarkan data prakiraan curah hujan bulanan dari Stasiun Klimatologi NTT, kata Sti, curah hujan bulan September di wilayah Manggarai Barat secara keseluruhan berada pada kategori rendah yakni 0-100 mm per bulan. Hal itu diprakirakan masih bertahan hingga bulan Oktober 2023.

Selanjutnya prakiraan curah hujan bulan November 2023 di wilayah Manggarai Barat berada dalam kategori rendah yakni 51-100 mm per bulan, kecuali beberapa kecamatan khususnya Kecamatan Ndoso, Kuwus, Kuwus Barat, dan Welak yang berada pada kategori menengah yakni 151-300 mm per bulan.

Sti mengatakan imbauan tersebut telah diinformasikan kepada semua pemangku kepentingan kebencanaan yang ada di Manggarai Barat.

Ia menjelaskan curah hujan rendah itu dapat berdampak pada sektor pertanian, kelangkaan air bersih, serta kebakaran hutan dan lahan.

Oleh karena itu masyarakat pada enam kecamatan tersebut harus melakukan langkah antisipasi dampak dari ancaman bencana kekeringan akibat kondisi tersebut.

Antisipasi potensi bencana karhutla, kata Sti bisa dilakukan dengan tidak membakar lahan atau melakukan aktivitas yang berpotensi membuat kebakaran.

Baca juga: Polres Matim bantu air bersih warga terdampak kekeringan

Sedangkan antisipasi potensi bencana kekeringan antara lain dengan menabung dan menghemat air.

Baca juga: BMKG sebut peluang hujan di NTT sangat rendah

"Kami imbau masyarakat waspada dengan ancaman bencana kekeringan ini," katanya berpesan.





 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG sebut hujan sangat rendah pada enam kecamatan di Manggarai Barat

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024