Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai mengimplementasikan rencana tata tanam global atau RTTG yang disusun berdasarkan kondisi ketersediaan air irigasi sebagai upaya antisipasi dampak fenomena El Nino.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan bahwa penyusunan rencana tata tanam global ini dilakukan bersama dengan Dinas Pertanian setempat.

"Untuk saat ini tercatat ada sebanyak 7.408 hektare areal persawahan ditanami padi dan masuk dalam rencana tata tanam global yang perlu mendapatkan air," kata Guntur Priambodo di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, (1/10/2023).

Menurut dia, meskipun dengan kondisi kekeringan akibat musim kemarau panjang dampak fenomena El Nino saat ini membutuhkan pasokan air hingga 1,5 kali lipat dari kondisi normal, namun kapasitas air yang ada masih mencukupi.

"Saya kira kapasitas dam yang ada masih cukup bisa mengairi areal sawah padi hingga bulan November ke depan," ujar Guntur Priambodo.

Dia menjelaskan bahwa fenomena El Nino menyebabkan tingkat penguapan (evaporasi) air di lahan pertanian sangat tinggi dan sehingga tanah sawah lebih cepat kering.

Oleh karena itu, Guntur Priambodo berharap kebijaksanaan dari para petani dalam penggunaan air karena musim kemarau diperkirakan hingga Januari tahun depan.

"Jadi kami mohon agar para petani bisa menghemat penggunaan air. Apabila ada kekurangan segera laporkan kepada kami agar bisa disuplai dari irigasi terdekat," ujar Guntur.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, stok beras jumlahnya mencukupi sampai akhir tahun. Total luas panen padi di Banyuwangi untuk bulan September, Oktober dan November ada 28.875 hektare dengan produksi 192.797 ton gabah atau 122.807 ton beras.



Baca juga: Telaah - Menjaga stok dan stabilitas harga beras

Baca juga: Bantuan pompa air Kementan cegah dampak buruk El Nino

Pewarta : Novi Husdinariyanto
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024