Kupang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar kegiatan gerakan ramah pemilih disabilitas selama Oktober 2023 sebagai salah satu bagian untuk menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur Thomas Dohu saat peluncuran gerakan ramah pemilih disabilitas di Kupang, Rabu, (4/10/2023) mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu langkah KPU untuk menyukseskan Pemilu 2024.
Ia menjelaskan gerakan ramah pemilih disabilitas dilakukan sebagai bentuk komitmen penyelenggara pemilu di NTT untuk ramah terhadap kaum disabilitas, ramah dalam berkomunikasi, serta ramah dalam mengajak pemilih disabilitas datang ke tempat pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Jumlah pemilih disabilitas di Provinsi NTT tercatat 46. 251 orang dari total 4.008.475 pemilih yang berhak memberikan suara.
Menurut Thomas, sebanyak 46.251 orang pemilih disabilitas itu terdiri atas enam jenis disabilitas, di antaranya tuna rungu, tuna netra, wicara, dan disabilitas sensorik.
Ia menjelaskan gerakan ramah pemilih disabilitas dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah para pemilih disabilitas untuk memastikan mereka sudah terdaftar dalam daftar pemilih tetap.
Dalam rangka gerakan ramah disabilitas, panitia pemungutan suara yang ada di setiap desa atau kelurahan akan mendatangi rumah-rumah untuk menemui pemilih disabilitas guna berdiskusi tentang kepemiluan, termasuk untuk mengetahui kebutuhan kaum disabilitas guna memudahkan saat pemungutan suara berlangsung.
"Kami juga akan melakukan diskusi tentang bagaimana pelayanan kepada pemilih disabilitas saat berlangsungnya pemungutan suara pada 14 Februari 2024," kata Thomas Dohu.
Ia menambahkan dengan mendatangi rumah-rumah warga disabilitas maka mereka bisa mengetahui tata cara pemilu serta mengetahui hak dan kewajibannya dan datang memilih pada 14 Februari 2024.
Baca juga: KPU: Pemilu menjadi momentum evaluasi hak politik rakyat
"Gerakan ini dilakukan secara serentak di semua desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota di NTT," tegas Thomas.
Baca juga: Artikel - Menyiapkan "sistem pendingin" cegah gesekan antarpemilih
Ia berharap melalui gerakan ini sebanyak 46.251 pemilih disabilitas dipastikan masuk daftar pemilih sehingga bisa menggunakan hak pilihnya saat pemungutan suara nanti.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur Thomas Dohu saat peluncuran gerakan ramah pemilih disabilitas di Kupang, Rabu, (4/10/2023) mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu langkah KPU untuk menyukseskan Pemilu 2024.
Ia menjelaskan gerakan ramah pemilih disabilitas dilakukan sebagai bentuk komitmen penyelenggara pemilu di NTT untuk ramah terhadap kaum disabilitas, ramah dalam berkomunikasi, serta ramah dalam mengajak pemilih disabilitas datang ke tempat pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Jumlah pemilih disabilitas di Provinsi NTT tercatat 46. 251 orang dari total 4.008.475 pemilih yang berhak memberikan suara.
Menurut Thomas, sebanyak 46.251 orang pemilih disabilitas itu terdiri atas enam jenis disabilitas, di antaranya tuna rungu, tuna netra, wicara, dan disabilitas sensorik.
Ia menjelaskan gerakan ramah pemilih disabilitas dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah para pemilih disabilitas untuk memastikan mereka sudah terdaftar dalam daftar pemilih tetap.
Dalam rangka gerakan ramah disabilitas, panitia pemungutan suara yang ada di setiap desa atau kelurahan akan mendatangi rumah-rumah untuk menemui pemilih disabilitas guna berdiskusi tentang kepemiluan, termasuk untuk mengetahui kebutuhan kaum disabilitas guna memudahkan saat pemungutan suara berlangsung.
"Kami juga akan melakukan diskusi tentang bagaimana pelayanan kepada pemilih disabilitas saat berlangsungnya pemungutan suara pada 14 Februari 2024," kata Thomas Dohu.
Ia menambahkan dengan mendatangi rumah-rumah warga disabilitas maka mereka bisa mengetahui tata cara pemilu serta mengetahui hak dan kewajibannya dan datang memilih pada 14 Februari 2024.
Baca juga: KPU: Pemilu menjadi momentum evaluasi hak politik rakyat
"Gerakan ini dilakukan secara serentak di semua desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota di NTT," tegas Thomas.
Baca juga: Artikel - Menyiapkan "sistem pendingin" cegah gesekan antarpemilih
Ia berharap melalui gerakan ini sebanyak 46.251 pemilih disabilitas dipastikan masuk daftar pemilih sehingga bisa menggunakan hak pilihnya saat pemungutan suara nanti.