Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia menyebutkan berdasarkan rilis BPS gabungan tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar 0,08 persen pada September 2023 atau turun dari sebelumnya mencapai 0,86 persen pada Agustus 2023.

"Apabila dilihat dari sumbernya, sumbangan deflasi terbesar berasal dari kelompok komoditas transportasi yang mengalami deflasi sebesar 0,40 persen (mtm). Hal tersebut terutama disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur S.Donny H Heatubun dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (6/10/2023).

Indeks Harga Konsumen (IHK) di tiga kota NTT yaitu Kota Kupang dan Waingapu mengalami deflasi, sedangkan di Maumere Pulau Flores juga mengalami deflasi.

Ia mengatakan normalisasi permintaan masyarakat yang masih berlanjut di tengah kelesuan menjadi faktor utama penurunan tarif angkutan udara, kemudian, kelompok makanan, minuman, musim menjadi faktor utama penurunan tarif angkutan udara.

Selain itu, sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai rawit, bawang merah, dan sawi putih juga mengalami penurunan seiring dengan curah hujan yang stabil pada musim kemarau sehingga mendukung produksi hortikultura secara umum.

Ia mengatakan komoditas penyumbang deflasi terbesar yakni ikan kembung yaitu 0,10 persen, angkutan udara 0,10 persen, ikan tongkol 0,07 persen, cabai rawit 0,07 persen dan telur ayam ras 0,06 persen.

Menurut dia, deflasi yang lebih dalam pada September 2023 tertahan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas di antaranya beras 0,28 persen, kangkung 0,06 persen, bensin 0,04 persen, apel 0,02 persen dan ikan tembang 0,02 persen.

Beras menjadi faktor utama penahan deflasi seiring dengan belum masuknya masa panen di sejumlah daerah pemasok. Selain itu, kenaikan harga BBM non-subsidi khususnya jenis Pertamax per 1 September 2023 juga menjadi faktor penahan deflasi yang lebih dalam.

Selain itu, minuman dan tembakau juga ikut menyumbang deflasi. Beberapa jenis ikan khususnya ikan kembung da ikan tongkol mengalami penurunan seiring dengan hasil tangkapan nelayan sepanjang bulan September stabil.

Baca juga: Pemprov NTT lakukan langkah strategis kendalikan inflasi

Ia mengatakan secara tahunan, inflasi gabungan di Provinsi NTT sebesar 2,19 persen (yoy) atau masih terjaga dalam rentang sasaran 3 ± 1 persen, serta lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 2,28 persen (yoy).


Baca juga: Pj. Wali Kota Kupang sebut strategi 4k mampu tekan inflasi

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024