Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) telah melakukan sejumlah upaya konkret dan langkah strategis untuk mengendalikan inflasi di provinsi kepulauan tersebut.
"Gubernur turun ke desa-desa, juga semua terlibat, didukung sektor jasa keuangan sehingga inflasi kita terkendali," kata Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT, Lery Rupidara dalam acara Seminar Fiskal dan Ekonomi Regional 2023 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT di Kupang, Rabu, (27/9/2023).
Lery menyampaikan beberapa upaya konkret yang telah dilakukan Pemprov NTT dalam penanganan inflasi daerah yakni operasi pasar murah.
Selanjutnya inspeksi dadakan (sidak) ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang.
Lalu, Pemprov NTT menggencarkan Gerakan Menanam khusus tanaman pangan yang cepat panen seperti tomat, bawang, dan cabai di pekarangan rumah.
Selain itu merealisasikan belanja tidak terduga (BTT) baik bantuan sosial tunai maupun non tunai. "Juga subsidi transportasi," ucapnya.
Lery mengatakan tindakan menghadapi inflasi dibagi dalam dua bagian yakni pengendalian seperti kebijakan, koordinasi, dan komunikasi.
Sedangkan penanganan inflasi yakni intervensi langsung di lapangan baik moneter, fiskal, dan non fiskal.
Langkah-langkah strategis itu pun dilakukan Pemprov NTT bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) hingga ke desa-desa.
Berdasarkan data BPS, kondisi ekonomi NTT triwulan II 2023 tumbuh sebesar 4,04 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 (y-on-y).
Baca juga: Pemerintah NTT terus berupaya menjaga kestabilan harga pangan
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan Pengadaan Listrik dan Gas yaitu sebesar 14,81 persen.
Baca juga: BI NTT dan Pemkot Kupang bahas stabilisasi inflasi
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,89 persen.
"Gubernur turun ke desa-desa, juga semua terlibat, didukung sektor jasa keuangan sehingga inflasi kita terkendali," kata Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT, Lery Rupidara dalam acara Seminar Fiskal dan Ekonomi Regional 2023 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT di Kupang, Rabu, (27/9/2023).
Lery menyampaikan beberapa upaya konkret yang telah dilakukan Pemprov NTT dalam penanganan inflasi daerah yakni operasi pasar murah.
Selanjutnya inspeksi dadakan (sidak) ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang.
Lalu, Pemprov NTT menggencarkan Gerakan Menanam khusus tanaman pangan yang cepat panen seperti tomat, bawang, dan cabai di pekarangan rumah.
Selain itu merealisasikan belanja tidak terduga (BTT) baik bantuan sosial tunai maupun non tunai. "Juga subsidi transportasi," ucapnya.
Lery mengatakan tindakan menghadapi inflasi dibagi dalam dua bagian yakni pengendalian seperti kebijakan, koordinasi, dan komunikasi.
Sedangkan penanganan inflasi yakni intervensi langsung di lapangan baik moneter, fiskal, dan non fiskal.
Langkah-langkah strategis itu pun dilakukan Pemprov NTT bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) hingga ke desa-desa.
Berdasarkan data BPS, kondisi ekonomi NTT triwulan II 2023 tumbuh sebesar 4,04 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 (y-on-y).
Baca juga: Pemerintah NTT terus berupaya menjaga kestabilan harga pangan
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan Pengadaan Listrik dan Gas yaitu sebesar 14,81 persen.
Baca juga: BI NTT dan Pemkot Kupang bahas stabilisasi inflasi
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,89 persen.