Jakarta (ANTARA) - Analis pasar mata uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pascarisalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang less hawkish.

"Dolar AS sedikit melemah setelah pada risalah pertemuan FOMC, menunjukkan The Fed cenderung berhati-hati dan mengkhawatirkan dampak suku bunga tinggi pada ekonomi," ujar dia ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis, (12/10/2023).

Artinya, The Fed hanya melihat tingkat suku bunga acuan AS saat ini sudah cenderung cukup untuk menurunkan inflasi. Karena itu, investor sedang wait and see menantikan data inflasi malam ini yang diperkirakan menurun ke kisaran 3,6 persen pada September 2023 dari bulan sebelumnya 3,7 persen.

"Rupiah hari ini diperkirakan berkisar Rp15.650-Rp15.750 per dolar AS," kata Lukman.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat tipis 3 poin atau sebesar 0,02 menjadi Rp15.967 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.700 per dolar AS.

Sebelumnya, Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyampaikan bahwa kemungkinan suku bunga acuan akan bertahan hingga akhir tahun yang dipengaruhi pernyataan dovish dari The Fed.

Dua pejabat The Fed, Raphael Bostic dan Neel Kashkari, menyampaikan bahwa The Fed tidak perlu kembali menaikkan suku bunga.


Baca juga: Rupiah menguat karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI tinggi, menurut Analis

Baca juga: Rupiah masih berpeluang melemah hingga Rp15.520 per dolar AS


 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Rupiah akan bergerak datar dengan cenderung menguat hari ini

Pewarta : M Baqir Idrus Alatas
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024