Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur mengimbau masyarakat di provinsi itu meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi.
“Dengan adanya gempa bumi magnitudo 6,3 beberapa hari lalu, kami imbau agar setiap masyarakat bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam,” kata Kepala BPBD Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo di Kupang, Sabtu, (4/11/2023).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan antisipasi yang dilakukan BPBD NTT dalam menghadapi berbagai bencana alam di daerah setempat.
Ia meminta setiap keluarga segera menjadi keluarga tangguh bencana dengan menetapkan titik kumpul sehingga terbiasa merespons secara cepat jika terjadi bencana alam.
Dia menjelaskan bahwa titik kumpul sebagai hal penting sehingga ika terjadi situasi kedaruratan tidak perlu lagi saling mencari. Setiap orang bisa langsung menuju titik kumpul.
“Sebab jika harus mencari lagi dalam situasi kedaruratan maka risiko bisa sangat besar,” kata dia.
Setiap keluarga juga diimbau sering melakukan latihan keselamatan, seperti menyelamatkan diri sendiri atau evakuasi mandiri.
“Setiap keluarga juga diimbau agar selalu menyiapkan tas siaga yang mana semua perlengkapan sudah ada di dalam tas tersebut,” ujar dia.
Baca juga: BPBD: 520 warga terdampak bencana gempa di Kabupaten Kupang
Tas siaga itu, seperti tempat penyimpanan dokumen, makanan yang bisa bertahan lama, dan pakaian secukupnya.
Baca juga: BPBD NTT intensifkan Satuan Pendidikan Aman Bencana di 25 sekolah
“Tas siaga tersebut disimpan di tempat yang mudah dijangkau sehingga jika terjadi kedaruratan bisa langsung diambil dengan mudah,” kata dia.
“Dengan adanya gempa bumi magnitudo 6,3 beberapa hari lalu, kami imbau agar setiap masyarakat bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam,” kata Kepala BPBD Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo di Kupang, Sabtu, (4/11/2023).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan antisipasi yang dilakukan BPBD NTT dalam menghadapi berbagai bencana alam di daerah setempat.
Ia meminta setiap keluarga segera menjadi keluarga tangguh bencana dengan menetapkan titik kumpul sehingga terbiasa merespons secara cepat jika terjadi bencana alam.
Dia menjelaskan bahwa titik kumpul sebagai hal penting sehingga ika terjadi situasi kedaruratan tidak perlu lagi saling mencari. Setiap orang bisa langsung menuju titik kumpul.
“Sebab jika harus mencari lagi dalam situasi kedaruratan maka risiko bisa sangat besar,” kata dia.
Setiap keluarga juga diimbau sering melakukan latihan keselamatan, seperti menyelamatkan diri sendiri atau evakuasi mandiri.
“Setiap keluarga juga diimbau agar selalu menyiapkan tas siaga yang mana semua perlengkapan sudah ada di dalam tas tersebut,” ujar dia.
Baca juga: BPBD: 520 warga terdampak bencana gempa di Kabupaten Kupang
Tas siaga itu, seperti tempat penyimpanan dokumen, makanan yang bisa bertahan lama, dan pakaian secukupnya.
Baca juga: BPBD NTT intensifkan Satuan Pendidikan Aman Bencana di 25 sekolah
“Tas siaga tersebut disimpan di tempat yang mudah dijangkau sehingga jika terjadi kedaruratan bisa langsung diambil dengan mudah,” kata dia.