Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (BPBD NTT) mengintensifkan keberadaan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada 25 sekolah yang tersebar di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
"Sekolah ini kan ada warga belajar, jadi SPAB itu dimaksudkan untuk memastikan beri perlindungan dan keselamatan kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Ambrosius Kodo di Kupang, Jumat, (6/10/2023).
Upaya pengintensifan SPAB di SMA, SMK, MTs, dan SLB, di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan informasi rawan bencana sejak bulan Maret 2023.
Selain itu BPBD NTT juga membentuk tim siaga bencana sekolah serta melakukan gladi simulasi, evakuasi, dan penyelamatan diri pada kejadian gempa bumi.
Dalam penyebarluasan informasi mitigasi bencana di SMAN 1 Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Jumat (6/10) , Ambrosius menjelaskan pentingnya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang bencana.
Ia mengatakan SPAB dimaksudkan untuk memastikan pemberian perlindungan dan keselamatan kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitar sekolah ketika terjadi bencana.
Lewat berbagai pelatihan yang ada, kata dia, kiranya para siswa dan guru dapat menumbuhkan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah.
Selain itu semakin banyak lembaga, organisasi, dan warga, yang mengetahui tentang informasi rawan bencana serta tahu bagaimana siap siaga dan melakukan evakuasi diri manakala terjadi bencana. "Sehingga NTT yang tangguh bencana itu bisa kita wujudkan di kemudian hari," ucapnya.
Baca juga: PLN NTT edukasi warga Rote Ndao tentang penanganan listrik saat bencana
Pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana yang dilakukan BPBD NTT dalam upaya menghadirkan SPAB pada 25 sekolah mendapatkan dukungan dana spesific grant dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.
Sementara itu sekolah-sekolah yang menjadi sasaran kegiatan itu didasarkan pada dokumen Kajian Risiko Bencana Kota Kupang dan Kabupaten Kupang yang masuk daerah rawan bencana.
Baca juga: BPBD : Enam kabupaten di NTT berstatus darurat kekeringan
"Mari berkontribusi ketika terjadi kedaruratan di sekolah maupun luar sekolah," ucapnya.
"Sekolah ini kan ada warga belajar, jadi SPAB itu dimaksudkan untuk memastikan beri perlindungan dan keselamatan kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Ambrosius Kodo di Kupang, Jumat, (6/10/2023).
Upaya pengintensifan SPAB di SMA, SMK, MTs, dan SLB, di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan informasi rawan bencana sejak bulan Maret 2023.
Selain itu BPBD NTT juga membentuk tim siaga bencana sekolah serta melakukan gladi simulasi, evakuasi, dan penyelamatan diri pada kejadian gempa bumi.
Dalam penyebarluasan informasi mitigasi bencana di SMAN 1 Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Jumat (6/10) , Ambrosius menjelaskan pentingnya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang bencana.
Ia mengatakan SPAB dimaksudkan untuk memastikan pemberian perlindungan dan keselamatan kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitar sekolah ketika terjadi bencana.
Lewat berbagai pelatihan yang ada, kata dia, kiranya para siswa dan guru dapat menumbuhkan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah.
Selain itu semakin banyak lembaga, organisasi, dan warga, yang mengetahui tentang informasi rawan bencana serta tahu bagaimana siap siaga dan melakukan evakuasi diri manakala terjadi bencana. "Sehingga NTT yang tangguh bencana itu bisa kita wujudkan di kemudian hari," ucapnya.
Baca juga: PLN NTT edukasi warga Rote Ndao tentang penanganan listrik saat bencana
Pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana yang dilakukan BPBD NTT dalam upaya menghadirkan SPAB pada 25 sekolah mendapatkan dukungan dana spesific grant dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.
Sementara itu sekolah-sekolah yang menjadi sasaran kegiatan itu didasarkan pada dokumen Kajian Risiko Bencana Kota Kupang dan Kabupaten Kupang yang masuk daerah rawan bencana.
Baca juga: BPBD : Enam kabupaten di NTT berstatus darurat kekeringan
"Mari berkontribusi ketika terjadi kedaruratan di sekolah maupun luar sekolah," ucapnya.