Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara menyatakan saat ini dua gunung api di Nusa Tenggara Timur berstatus waspada.

“Dari total 25 gunung aktif di NTT, ada dua gunung yang statusnya waspada atau level II,” kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara Zakarias DG Raja di Kupang, Kamis, (9/11/2023).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan aktivitas gunung berapi yang ada di Nusa Tenggara Timur yang jumlahnya mencapai 25 gunung api aktif.

Dua gunung berapi yang dalam status waspada atau level II itu adalah gunung berapi Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata dan juga gunung api Ine Lika di Kabupaten Ngada.

Untuk gunung api Ile Lewotolok sendiri sebelumnya berada pada status siaga atau level III. Namun, pada 28 Desember 2022 status gunung tersebut diturunkan menjadi status Waspada atau level II.

Hal itu karena berdasarkan pemantauan visual aktivitas gunung Ile Lewotolok, menunjukkan penurunan erupsi setelah sempat erupsi setinggi 1.500 meter pada 29 November 2020.

Sementara itu gunung api Ine Lika di Kabupaten Ngada sebaliknya mengalami peningkatan status, dari normal atau level I menjadi waspada atau level II.

Perubahan atau peningkatan status itu terjadi pada awal Oktober lalu, setelah aktivitas vulkanik di gunung tersebut mengalami peningkatan.

Baca juga: PVMBG sebut NTT dikeliling 25 gunung api aktif

Dia mengatakan bahwa aktivitas vulkanik di gunung itu dari biasanya hanya satu sampai dua kali dalam sehari, saat ini setiap hari terdapat tujuh sampai delapan kali aktivitas vulkanik.

Baca juga: Pos Pemantau: Erupsi Gunung Ile Lewotolok masih fluktuatif

Disamping itu juga bau gas yang menyengat sering muncul di pemukiman warga, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada akan bahaya gunung api tersebut.*



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVBMG sebut dua gunung api di NTT berstatus waspada

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024