Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Sumantri Suwarno mengatakan kampanye terakhir pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Solo dan Semarang memiliki pesan simbolik untuk mengenang perjalanan demokrasi Joko Widodo (Jokowi).
"Solo merupakan titik tolak keberangkatan Jokowi yang pertama kali masuk politik praktis setelah dicalonkan menjadi walikota oleh PDI Perjuangan pada tahun 2005," kata Sumantri dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, (10/2/2024).
Sumantri mengatakan, pada 2005 masyarakat Indonesia, bahkan Solo belum banyak mengenal kiprah Jokowi, namun militansi kader partai dan dukungan rakyat mengantarkan Jokowi menduduki jabatan publik pertamanya.
"Jika tidak ada cerita PDI Perjuangan di Solo dan basis suara besar di Jawa Tengah, maka tidak akan ada cerita seorang Jokowi menjadi Presiden Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, dukungan rakyat yang kuat melalui proses demokrasi yang sehat adalah salah satu kunci di balik kemunculan Jokowi dari seorang warga negara biasa menjadi presiden, dan merupakan pencapaian hebat partisipasi publik dalam politik.
Oleh karena. Itu untuk mengingat kembali pentingnya jalan demokrasi bagi bangsa Indonesia dan terutama bagi kader partai pendukung, maka Solo dan Semarang menjadi pilihan lokasi kampanye terakhir.
Dia pun mengajak masyarakat Solo dan Jawa Tengah serta seluruh rakyat Indonesia untuk tetap setia di jalan demokrasi, agar terus dapat melahirkan pimpinan terbaik bangsa secara bermartabat.
Baca juga: Pilpres 2024 - Pendukung AMIN doa dan shalawatan bersama di JIS
Baca juga: Intip peluang yang jadi pemimpin 2024 menurut ahli Fengshui
Baca juga: Civitas academica UM minta presiden Joko Widodo menjaga cita-cita proklamasi
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TPN: Kampanye di Solo dan Semarang kenang perjalanan demokrasi Jokowi
"Solo merupakan titik tolak keberangkatan Jokowi yang pertama kali masuk politik praktis setelah dicalonkan menjadi walikota oleh PDI Perjuangan pada tahun 2005," kata Sumantri dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, (10/2/2024).
Sumantri mengatakan, pada 2005 masyarakat Indonesia, bahkan Solo belum banyak mengenal kiprah Jokowi, namun militansi kader partai dan dukungan rakyat mengantarkan Jokowi menduduki jabatan publik pertamanya.
"Jika tidak ada cerita PDI Perjuangan di Solo dan basis suara besar di Jawa Tengah, maka tidak akan ada cerita seorang Jokowi menjadi Presiden Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, dukungan rakyat yang kuat melalui proses demokrasi yang sehat adalah salah satu kunci di balik kemunculan Jokowi dari seorang warga negara biasa menjadi presiden, dan merupakan pencapaian hebat partisipasi publik dalam politik.
Oleh karena. Itu untuk mengingat kembali pentingnya jalan demokrasi bagi bangsa Indonesia dan terutama bagi kader partai pendukung, maka Solo dan Semarang menjadi pilihan lokasi kampanye terakhir.
Dia pun mengajak masyarakat Solo dan Jawa Tengah serta seluruh rakyat Indonesia untuk tetap setia di jalan demokrasi, agar terus dapat melahirkan pimpinan terbaik bangsa secara bermartabat.
Baca juga: Pilpres 2024 - Pendukung AMIN doa dan shalawatan bersama di JIS
Baca juga: Intip peluang yang jadi pemimpin 2024 menurut ahli Fengshui
Baca juga: Civitas academica UM minta presiden Joko Widodo menjaga cita-cita proklamasi
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TPN: Kampanye di Solo dan Semarang kenang perjalanan demokrasi Jokowi