Kupang  (Antara NTT) - Duta Besar Turki untuk Indonesia Sander Gurbuz menilai kontrak penggunaan kapal listrik antara pemerintah Indonesia dengan Turki semakin memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.

"Ada lima kapal yang akan ditempatkan di Indonesia dan saat ini baru ada dua. Tetapi dengan begini hubungan kerja sama antara Indonesia-Turki khususnya dalam bidang ekonomi akan semakin erat," katanya kepada wartawan di Kupang, Rabu, (28/12).

Hal ini disampaikannya saat meninjau secara langsung Kapal Listrik "Marine Vessel Power Plant" yang sedang berlabuh di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Kupang.

Saat ini menurutnya, baik Indonesia dan Turki mempunyai hubungan kerja sama ekonomi dan politik yang sangat baik. Kerja sama dalam bidang ekonomi khususnya untuk masalah kelistrikan.

Saat ini lanjutnya satu kapal berkapasitas 120 megawatt telah beroperasi di Amurung, Sulawesi Utara, kemudian satu lagi di Kupang, sementara tiganya lagi menurutnya akan segera menyusul.

"Tiga daerah yang akan mendapatkan kaal listrik tersebut adalah Mataram (NTB), Belawan serta Ambon," tambahnya.

Iapun berharap agar, keberadaan kapal tersebut khususnya di Kupang dapat membantu pemerintah Indonesia untuk membangun pembangkit agar bisa memenuhi target 35.000 megawatt yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut ia menambahkan kapal listrik yang telah tiba di Kupang sejak 16 Desember lalu, saat ini telah beroperasi sejak Senin (26/12) dengan memasok listrik secara bertahap ke sistem PLN Kupang.

Kapal Pembangkit Listrik "Gokhan Bey" merupakan kapal pembangkit listrik yang menggunakan teknologi mutakhir dan mampu memberikan efesiensi yang tertinggi dalam memenuhi standar desain internasional.

Dia mengatakan kapal ini juga memberikan daya listrik yang lebih murah karena mesinnya lebih efisien dan dapat beroperasi dengan Heavy Fuel Oil (HFO) yag lebih murah dari High Speed Diesel (HSD).

Selain itu kapal juga bersifat fleksibel dalam bahan bakar karena dapat beroperasi dengan keduanya yakni Liquefied Natural Gas/LNG atau Gas Alam Cair) dan HFO.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024