Kupang (ANTARA) - Yayasan Jepang-Indonesia bernama Sakuranesia Society membantu dua sekolah rusak di Desa Lamahala, Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua Sakuranesia Sakura Ijuin di Adonara, NTT, Senin, (6/5/2024) mengatakan bantuan dari yayasan kolaborasi Jepang dan Indonesia tersebut untuk membantu sektor pendidikan di NTT, khususnya di Pulau Adonara.
“Kami mengunjungi sekolah Kristen yang rusak parah dan taman kanak-kanak Islam sebagai bagian dari proyek pemulihan sekolah yang didanai sebuah yayasan donasi dari Jepang,” kata Sakura Ijuin.
Secara simbolis Sakura menyebutkan Sakuranesia menyerahkan Rp2 juta kepada SMA Kristen Surya Mandala dan TKA Raudhatul Athfal Nurul Iman Waiwerang dari total bantuan Rp70 juta per sekolah.
Sakura terkesan dengan sambutan masyarakat adat Lamahala dari orang tua, tokoh agama, guru, hingga siswa sekolah yang menyambut rombongan Sakuranesia dengan penyematan “Kewatek Tenun” pada bagian lengan sebagai bentuk persahabatan yang lebih dalam.
Selain itu sekitar 500 orang dari masyarakat setempat pun menyambut rombongan saat berkunjung menuju tiga bangunan bersejarah dengan tulisan "Pana Raran Gere Lewo” ( Jalan menuju Kampung) di Bale Adat Lamahala.
“Upacara ini juga memiliki makna menerima kami sebagai bagian dari keluarga,” tutur Sakura.
Sementara itu tokoh masyarakat Lamahala Muhamand Agang Goran menyebutkan masyarakat Lamahala Pulau Adonara telah “memanggil” Miss Sakura. “Pulau ini telah memanggil Miss Sakura, Matahari Kami. Ini adalah hadiah dari leluhur kami,” ujar Agang yang biasa dipanggil Wali Kota Bapak.
Sejumlah anak sekitar berusia enam tahun pun memberikan penampilan tarian khas Lamahala dengan mengenakan pakaian tradisional.
Para penari hedung sedang menari saar acara penyambutan di desa Lamahala, Pulau Adonara. ANTARA/Ho.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Lamahala Abubakar Hasan menjelaskan penyambutan tersebut merupakan napak tilas sejarah Lamahala ke asal mula desa yang dibentuk lembaga adat dan komposisi kearifan lokal sekitar awal abad 15 atau 1400 Masehi.
Penyanyi asal Lamahala Bara Pattyredja pun turut tampil memukau para pengunjung yang diawali menyapa masyarakat menggunakan bahasa setempat. “Gue Suka Moe (saya cinta kalian),” tutur Bara.
Pendiri Sakuranesia Tovic Rustam menambahkan kunjungan tersebut melibatkan rombongan Rumah Sunting dari Riau untuk meninjau potensi budaya di Lamahala Adinara Kabupaten Flores Timur.
“Kami kunjungan tersebut memberi makna bagi penduduk Adonara agar membawa membawa cahaya baru bagi kami,” tutur Tovic.
Baca juga: Artikel - Jalan Panjang YLAI lahirkan literasi gemilang untuk tanah Merapu
Tovic memuji masyarakat Lamahala Pulau Adonara yang tetap mempertahankan tradisi leluhur dengan toleransi tinggi dan potensi budaya luar biasa sejalan semboyan Bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika.
Baca juga: AP I Bandara El Tari salurkan bantuan pendidikan bagi anak difabel
Baca juga: Perempuan Indotim adakan perkuliahan pengembangan kepemimpinan
Sakuranesia merupakan yayasan yang dibentuk Sakura Jepang dan Indonesia yang fokus membantu masyarakat Indonesia pada sektor seni, budaya, pendidikan, dan sosial, dengan slogan “We Are All One”.
Ketua Sakuranesia Sakura Ijuin di Adonara, NTT, Senin, (6/5/2024) mengatakan bantuan dari yayasan kolaborasi Jepang dan Indonesia tersebut untuk membantu sektor pendidikan di NTT, khususnya di Pulau Adonara.
“Kami mengunjungi sekolah Kristen yang rusak parah dan taman kanak-kanak Islam sebagai bagian dari proyek pemulihan sekolah yang didanai sebuah yayasan donasi dari Jepang,” kata Sakura Ijuin.
Secara simbolis Sakura menyebutkan Sakuranesia menyerahkan Rp2 juta kepada SMA Kristen Surya Mandala dan TKA Raudhatul Athfal Nurul Iman Waiwerang dari total bantuan Rp70 juta per sekolah.
Sakura terkesan dengan sambutan masyarakat adat Lamahala dari orang tua, tokoh agama, guru, hingga siswa sekolah yang menyambut rombongan Sakuranesia dengan penyematan “Kewatek Tenun” pada bagian lengan sebagai bentuk persahabatan yang lebih dalam.
Selain itu sekitar 500 orang dari masyarakat setempat pun menyambut rombongan saat berkunjung menuju tiga bangunan bersejarah dengan tulisan "Pana Raran Gere Lewo” ( Jalan menuju Kampung) di Bale Adat Lamahala.
“Upacara ini juga memiliki makna menerima kami sebagai bagian dari keluarga,” tutur Sakura.
Sementara itu tokoh masyarakat Lamahala Muhamand Agang Goran menyebutkan masyarakat Lamahala Pulau Adonara telah “memanggil” Miss Sakura. “Pulau ini telah memanggil Miss Sakura, Matahari Kami. Ini adalah hadiah dari leluhur kami,” ujar Agang yang biasa dipanggil Wali Kota Bapak.
Sejumlah anak sekitar berusia enam tahun pun memberikan penampilan tarian khas Lamahala dengan mengenakan pakaian tradisional.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Lamahala Abubakar Hasan menjelaskan penyambutan tersebut merupakan napak tilas sejarah Lamahala ke asal mula desa yang dibentuk lembaga adat dan komposisi kearifan lokal sekitar awal abad 15 atau 1400 Masehi.
Penyanyi asal Lamahala Bara Pattyredja pun turut tampil memukau para pengunjung yang diawali menyapa masyarakat menggunakan bahasa setempat. “Gue Suka Moe (saya cinta kalian),” tutur Bara.
Pendiri Sakuranesia Tovic Rustam menambahkan kunjungan tersebut melibatkan rombongan Rumah Sunting dari Riau untuk meninjau potensi budaya di Lamahala Adinara Kabupaten Flores Timur.
“Kami kunjungan tersebut memberi makna bagi penduduk Adonara agar membawa membawa cahaya baru bagi kami,” tutur Tovic.
Baca juga: Artikel - Jalan Panjang YLAI lahirkan literasi gemilang untuk tanah Merapu
Tovic memuji masyarakat Lamahala Pulau Adonara yang tetap mempertahankan tradisi leluhur dengan toleransi tinggi dan potensi budaya luar biasa sejalan semboyan Bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika.
Baca juga: AP I Bandara El Tari salurkan bantuan pendidikan bagi anak difabel
Baca juga: Perempuan Indotim adakan perkuliahan pengembangan kepemimpinan
Sakuranesia merupakan yayasan yang dibentuk Sakura Jepang dan Indonesia yang fokus membantu masyarakat Indonesia pada sektor seni, budaya, pendidikan, dan sosial, dengan slogan “We Are All One”.