Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengajak para pegiat komunitas seni di Ruteng, Kabupaten Manggarai dalam kegiatan KONTRAS (Komunikasi Antar Komunitas) untuk berdiskusi dan membangun komunikasi sehingga tercipta kolaborasi dan ekosistem bisnis melalui kegiatan komunitas dan industri pariwisata serta ekonomi kreatif (ekraf) di daerah itu.
 
"Kegiatan KONTRAS ini kami selenggarakan agar bisa memberikan ruang kreativitas dan inovasi kepada komunitas-komunitas seni dan industri kreatif yang ada di Floratama (Flores, Alor Lembata, dan Bima) ada yang terdiri dari pegiat seni, pecinta budaya, pegiat lingkungan, dan pegiat kuliner khas lokal," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Jumat (31/5).
 
Ia menjelaskan kegiatan KONTRAS merupakan media bagi komunitas kreatif untuk menyampaikan aspirasinya dan menjadi wadah untuk menampilkan karya-karya kreatif.
 
Kegiatan KONTRAS, lanjut dia, juga dapat menjadi platform bagi UMKM untuk mempromosikan dan menjual produk kreatifnya serta memungkinkan komunitas kreatif di Ruteng untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi secara lebih terbuka, sehingga memperkuat sinergi lintas komunitas.
 
"Mari kita ciptakan ide-ide luar biasa untuk bisa mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat," katanya.
 
Berbagai cerita, masukan, kendala, tantangan, dan wawasan menjadi bahan diskusi dan sharing dari perwakilan komunitas yang hadir. Beberapa poin yang disampaikan para komunitas ini adalah terkait kebutuhan ruang dan tempat untuk berlatih, ruang menampilkan karya, serta kurangnya aktivasi kegiatan di Ruteng.
 
Pembina Sanggar Wela Rana sekaligus Ketua Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPRI) Kabupaten Manggarai Felix Edon mengajak para seniman lokal di Manggarai untuk menjadikan musik tradisional sebagai konsumsi musik nasional maupun Internasional melalui industri parekraf yang saat ini berkembang.
 
Dia menambahkan BPOLBF sebelumnya pernah melaksanakan Festival Musik Flores Singing Island pada tahun 2021 dan melaksanakan konser musik di Parapuar yakni Picnic Over The Hill pada Desember 2023 lalu.
 
"Karya-karya seni yang kita hasilkan dapat kita kenalkan salah satunya melalui industri parekraf, terutama pariwisata saat ini dikembangkan berbasis masyarakat," katanya.
 
Perwakilan Komunitas Musik Gema Nusa Ruteng Stefanus Gaur menyampaikan keresahannya tentang komunitas seni di Ruteng yang belum memiliki wadah untuk menyalurkan bakat mereka, sehingga dibutuhkan lokasi seperti Parapuar Labuan Bajo sebagai wadah kegiatan.
 
"Banyak sanggar tari yang tampil hanya di gereja atau resepsi pernikahan, tetapi untuk event dari skala yang kecil sampai skala besar pun sedikit sulit apalagi wadah yang dapat menyalurkan bakat kami," katanya.
 
Menanggapi keresahan tersebut Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BPOLBF Yoserizal menyampaikan kedepannya BPOLBF berupaya menciptakan ruang bagi para seniman lokal yang ada di Manggarai melalui Program KONTRAS.

Baca juga: Direktur BPOLBF tekankan pentingnya pengalaman dalam pengembangan wisata religi
 
Namun demikian, lanjut dia, BPOLBF perlu melakukan komunikasi dan koordinasi ke pemerintah daerah dan stakeholder lainnya.

Baca juga: BPOLBF sebut Parapuar menjadi wadah pameran kreativitas lintas komunitas
 
"Maka dari itu, kami mengajak teman-teman berdiskusi agar kami bisa menghimpun saran dan masukan, serta kendala-kendala yang ada khususnya bagi teman-teman ekraf di sini," katanya.


Baca juga: BPOLBF gelar webinar jawab peluang dan tantangan wisata religi di Flores

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024