Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)  meminta para kepala desa (kades) di 12 kecamatan di daerah itu untuk melaporkan jika mengalami dampak kekeringan dalam musim kemarau 2024.

"Kami juga sudah berikan surat ke para kades melalui pendamping lapangan coba memperhatikan lebih khusus sektor pertanian misalnya dia punya wilayah binanya apakah airnya sudah mulai kurang atau tidak, bagaimana dengan sarana misalnya irigasi dan pompa air," kata Wakil Bupati (Wabup) Manggarai Barat  Yulianus Weng di Labuan Bajo, Senin.
 
Ia menjelaskan, telah meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Manggarai Barat untuk melakukan pendataan potensi kekeringan di daerah itu.
 
Lebih lanjut, ia juga meminta kelompok tani di desa agar mengedukasi petani untuk memanfaatkan air dengan baik, mengidentifikasi saluran-saluran irigasi yang rusak atau yang mengalami kebocoran.
 
Ia menambahkan telah dilakukan kerjasama antara Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Wae Mbeliling dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Manggarai Barat untuk melakukan perlindungan sejumlah mata air di desa-desa.
 
"Kita sekarang sudah memperhatikan ekologi perlindungan pada mata air dan irigasi yang dibangun pemerintah pusat dan daerah kami identifikasi di mana yang rusak dan tidak rusak sehingga dipastikan dalam kondisi baik untuk masyarakat," katanya.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Manggarai Barat Laurensius Halu mengatakan pihaknya telah memerintahkan seluruh penyuluh pertanian di 12 kecamatan untuk mengidentifikasi potensi lahan yang bisa ditanam dan lahan yang tidak bisa ditanam dalam musim kemarau.
 
"Lalu semua potensi-potensi yang ada di desa baik itu embung, kemudian sumur bor itu didata kemudian dioptimalkan lalu diinventarisir mana-mana yang sumber-sumber dari potensi sumber daya yang tidak bisa dimaksimalkan itu didata, sehingga nanti kedepannya pemerintah mengambil langkah itu terkait dengan mitigasi," katanya.
 
Lebih lanjut pihaknya juga telah meminta bidang tanaman pangan dan penyuluhan untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan kelompok tani untuk melakukan gerakan tanam sorgum karena dinilai sebagai komoditas yang bisa ditanam pada musim kemarau.
 
"Yang sudah jalan di Kecamatan Lembor, Lembor Selatan, Kecamatan Sano Nggoang bagian selatan, Kecamatan Pacar dan Macang Pacar," katanya.

Baca juga: Nagekeo identifikasi sumber air bawah tanah antisipasi kekeringan
 
Ia menambahkan, pemerintah daerah menargetkan sebanyak 500 hektare lahan warga dapat ditanami komoditas sorgum.

Baca juga: BPBD Ende tetapkan siaga kekeringan dampak kemarau 2024
 
"Kita masifkan penanaman sorgum karena tidak membutuhkan banyak air dan untuk ketahanan pangan," katanya.

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024