Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, NTT mengidentifikasi sumber air bawah tanah menggunakan metode geolistrik untuk mengantisipasi kekurangan air akibat dampak kekeringan di musim kemarau tahun ini.
 
"Sebagai langkah pertama untuk menyambut program TNI Manunggal Air Bersih kami melakukan identifikasi lokasi dan pemetaan air bawah tanah dengan menggunakan geolistrik di 24 titik," kata Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo Agustinus Pone yang dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (8/6/2024)
 
Ia menjelaskan puluhan titik air bawah tanah itu tersebar di empat kecamatan yakni di Aesesa, Nangaroro, Boawae, dan Wolowae.
 
"Kami sudah melakukan pemetaan kurang lebih di delapan lokasi dan diikuti dengan musyawarah desa, untuk pertama untuk tidak melakukan penolakan terhadap program ini, kedua surat pernyataan terkait lokasi tersebut menjadi titik pengeboran supaya tidak mendapatkan masalah pengklaiman saat pengerjaan nanti," katanya.
 
Lebih lanjut pemerintah daerah juga memanfaatkan sumber mata air dekat pemukiman warga di Kecamatan Boawae bagi warga dua desa.

Baca juga: TNI hadirkan fasilitas jaringan air untuk pertanian di Kabupaten Kupang
 
"Sumber mata air yang tidak didayagunakan diharapkan dengan program ini air dapat dimanfaatkan dengan mendekatkan air kepada masyarakat untuk bisa dimanfaatkan oleh warga dua desa dengan jumlah warga kurang lebih 3,5 ribu jiwa," katanya.

Baca juga: Artikel - Tak ada lagi air mata setelah mata air mengalir di Waiwejak
 
Ia menjelaskan program mengantisipasi dampak musim kemarau tersebut merujuk pada informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa terdapat nota kesepahaman antara BNPB bersama TNI untuk pelaksanaan program TNI Manunggal Air Bersih di Kabupaten Nagekeo.







 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Nagekeo NTT identifikasi sumber air bawah tanah antisipasi kekeringan

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024