Kupang (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menilai program Koralestari yang diinisiasi dan diluncurkan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) sejalan dengan inisiatif terkait pendanaan berkelanjutan yang saat ini sedang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KEBP-KKP) Muhammad Firdaus Agung saat menghadiri acara peluncuran Program Koralestari di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, (3/7/2024) mengatakan, program tersebut penting untuk dimanfaatkan sebagai pembelajaran untuk melihat potensi pendanaan yang strategis.
"Hal ini bertujuan untuk peningkatan manfaat kawasan konservasi bagi peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.
Bagi pemerintah, program ini juga dapat dijadikan pembelajaran untuk implementasi berbagai inisiatif terkait pendanaan berkelanjutan yang sedang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Program ini juga perlu disinergikan dengan inisiatif pemerintah lainnya seperti program Laut Sejahtera (LAUTRA) yang beberapa waktu lalu sempat dilaksanakan di Kota Kupang.
Program Koralestari didukung oleh Global Fund for Coral Reefs (GFCR) itu nantinya akan dilaksanakan di tiga wilayah prioritas dengan total luas 4,1 juta Hektare.
Area perairan itu mencakup Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi NTT, Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KDPS), Berau, Provinsi Kalimantan Timur, dan; Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga (KKPD Kabupaten Lingga), Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk wilayah NTT sendiri pemilihan TNP Laut Sawu sebagai salah satu wilayah prioritas program Koralestari adalah karena status ekologisnya yang penting, tingkat ketahanan iklim yang ditunjukkan, serta besarnya potensi usaha perikanan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Direktur Program MERA YKAN Muhammad Imran Amin mengatakan bahwa program ini direncanakan akan berjalan selama enam tahun dan dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap awal akan berfokus pada sejumlah aspek, di antaranya adalah pengumpulan data dasar, asesmen, studi kelayakan, dan pendirian mekanisme pendanaan yang inovatif.
Baca juga: Menteri KKP bilang Lima tahun ke depan penangkapan ikan diganti dengan budidaya
Program ini juga akan dikembangkan sebagai pilot project untuk membantu pemerintah dalam upaya restorasi terumbu karang di perairan Indonesia.
Baca juga: Artikel - Menjaga ekosistem laut dan pesisir Indonesia dengan ekonomi biru
“Program ini diharapkan dapat dijalankan secara kolaboratif antara para pihak terkait, dengan melihat dan berbagi peran sesuai kewenangan, dan kapasitas masing-masing pihak.Untuk menindaklanjuti hasil pertemuan ini, YKAN akan memfasilitasi proses-proses koordinasi dan komunikasi para pihak, serta menyiapkan dasar-dasar pelaksanaan program agar dapat dipantau dan dievaluasi bersama-sama," tambah dia.
Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KEBP-KKP) Muhammad Firdaus Agung saat menghadiri acara peluncuran Program Koralestari di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, (3/7/2024) mengatakan, program tersebut penting untuk dimanfaatkan sebagai pembelajaran untuk melihat potensi pendanaan yang strategis.
"Hal ini bertujuan untuk peningkatan manfaat kawasan konservasi bagi peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.
Bagi pemerintah, program ini juga dapat dijadikan pembelajaran untuk implementasi berbagai inisiatif terkait pendanaan berkelanjutan yang sedang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Program ini juga perlu disinergikan dengan inisiatif pemerintah lainnya seperti program Laut Sejahtera (LAUTRA) yang beberapa waktu lalu sempat dilaksanakan di Kota Kupang.
Program Koralestari didukung oleh Global Fund for Coral Reefs (GFCR) itu nantinya akan dilaksanakan di tiga wilayah prioritas dengan total luas 4,1 juta Hektare.
Area perairan itu mencakup Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi NTT, Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KDPS), Berau, Provinsi Kalimantan Timur, dan; Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga (KKPD Kabupaten Lingga), Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk wilayah NTT sendiri pemilihan TNP Laut Sawu sebagai salah satu wilayah prioritas program Koralestari adalah karena status ekologisnya yang penting, tingkat ketahanan iklim yang ditunjukkan, serta besarnya potensi usaha perikanan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Direktur Program MERA YKAN Muhammad Imran Amin mengatakan bahwa program ini direncanakan akan berjalan selama enam tahun dan dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap awal akan berfokus pada sejumlah aspek, di antaranya adalah pengumpulan data dasar, asesmen, studi kelayakan, dan pendirian mekanisme pendanaan yang inovatif.
Baca juga: Menteri KKP bilang Lima tahun ke depan penangkapan ikan diganti dengan budidaya
Program ini juga akan dikembangkan sebagai pilot project untuk membantu pemerintah dalam upaya restorasi terumbu karang di perairan Indonesia.
Baca juga: Artikel - Menjaga ekosistem laut dan pesisir Indonesia dengan ekonomi biru
“Program ini diharapkan dapat dijalankan secara kolaboratif antara para pihak terkait, dengan melihat dan berbagi peran sesuai kewenangan, dan kapasitas masing-masing pihak.Untuk menindaklanjuti hasil pertemuan ini, YKAN akan memfasilitasi proses-proses koordinasi dan komunikasi para pihak, serta menyiapkan dasar-dasar pelaksanaan program agar dapat dipantau dan dievaluasi bersama-sama," tambah dia.