Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Barat melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) setempat mengimbau warga di Labuan Bajo untuk tidak melakukan penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam kondisi kelangkaan BBM.
 
Hal tersebut disampaikan Kepala Disdagrin Manggarai Barat Gabriel Bagung menyikapi kelangkaan BBM selana beberapa hari terakhir di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
"Masyarakat diimbau untuk tidak memanfaatkan situasi ini dengan cara melakukan penimbunan BBM," katanya dihubungi di Labuan Bajo, Minggu, (7/7).
 
Ia menjelaskan kelangkaan di Labuan Bajo diakibatkan karena distribusi BBM yang terhambat dari Reo, Kabupaten Manggarai ke Labuan Bajo karena perbaikan jalan di wilayah Cireng, Kabupaten Manggarai.
 
"Kalau pelebaran jalan di beberapa ruas jalan Ruteng-Labuan Bajo kembali normal yang pasti akan kembali normal," katanya.
 
Ia juga meminta masyarakat untuk bisa memahami situasi kelangkaan BBM yang ada dan saat ini pemerintah daerah tetap memantau di beberapa SPBU yang ada di Labuan Bajo, sehingga ketersediaan BBM tetap berjalan lancar.
 
Sementara itu, berdasarkan pantauan di SPBU Prundi Labuan Bajo, antrean kendaraan bermotor roda dua dan roda empat untuk pengisian BBM jenis pertalite dan solar masih terjadi hingga pukul 16.00 Wita.
 
Antrean kendaraan serupa juga terjadi di SPBU Wardun di Jalan Trans Flores Ruteng-Labuan Bajo. Pada SPBU Wardun pemilik kendaraan roda empat bahkan telah mengantre sejak Sabtu malam.
 
Terpisah seorang warga Labuan Bajo yang berprofesi sebagai tukang ojek Hilarius Kakur (31) mengaku kelangkaan BBM jenis pertalite telah terjadi sejak Sabtu.

Baca juga: Polda NTT periksa oknum polisi terlibat dalam penimbunan BBM bersubsidi
 
Ia berharap agar kelangkaan BBM di Labuan Bajo segera diselesaikan sebab terjadi kenaikan harga BBM di tingkat pengecer.

Baca juga: Pertamina - BI NTT LoA soal penggunaan BBM Non Subsidi
 
"Saya kaget beli BBM di pinggir jalan harga naik dari biasanya Rp25 ribu untuk satu botol ukuran 1,5 liter naik harga sampai Rp45 ribu, jadi mau tidak mau harus beli karena butuh," katanya.

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024