Maumere (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Oktavianus Botha Djawa mengatakan Desa Tiworiwu di Kecamatan Jerebuu masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Keunggulannya ada Kampung Adat Bena yang mengangkat keberlanjutan budaya megalit dan alam, serta mengembangkan tenunan warna alami," kata Oktavianus ketika dihubungi dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, NTT, Senin, (12/8).
Ia menjelaskan tahapan yang dilalui oleh Desa Tiworiwu saat ini ialah verifikasi faktual oleh tim yang berwenang dalam penyelenggaraan ADWI 2024.
Tim tersebut telah berada di Kampung Adat Bena hingga 15 Agustus 2024 untuk melakukan kunjungan dan penjurian.
Oktavianus menjelaskan berbagai dukungan telah diberikan untuk peningkatan kualitas wisata di Kampung Adat Bena seperti peningkatan kapasitas penguatan desa wisata dan pengelola berupa pelatihan.
Pemerintah daerah fokus memberikan penguatan sumber daya manusia pengelola untuk pemasaran digital, Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), serta tata kelola desa wisata.
"Kami dukung agar lolos ke tahap berikutnya," ucapnya optimis.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Tiworiwu, Syrilus Waso mengatakan ada beberapa keunggulan desa wisata tersebut yang ditonjolkan dalam Program ADWI 2024.
Beberapa di antaranya yakni objek wisata kampung Megalitikum Bena, keseragaman rumah adat yang terjaga, posisi kampung yang berada di bawah kaki gunung Inerie sehingga menambah minat pengunjung, serta memiliki tenun ikat yang dapat menciptakan lapangan kerja.
Tak hanya itu, desa wisata tersebut juga memiliki kafe kuliner, kelompok perajin bambu, permainan tradisional, kelompok musik tradisional, tarian adat, serta panorama ke kampung-kampung tetangga.
Baca juga: Dispar Ngada catat kunjungan ke Kampung Adat Bena mencapai 33.428 orang
Dengan lolosnya Desa Tiworiwu ke dalam 50 besar ADWI 2024, kini pihaknya telah mempersiapkan beberapa hal untuk dipresentasikan di hadapan tim verifikasi faktual.
Baca juga: Artikel - Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena
Beberapa hal itu antara lain kekompakan masyarakat setempat dalam setiap kegiatan, sistem pengelolaan baik perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pertanggungjawaban secara terbuka, serta administrasi dokumen yang dapat dipresentasikan.
"Juga program Sapta Pesona terpenuhi," ucap Syrilus Waso.
"Keunggulannya ada Kampung Adat Bena yang mengangkat keberlanjutan budaya megalit dan alam, serta mengembangkan tenunan warna alami," kata Oktavianus ketika dihubungi dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, NTT, Senin, (12/8).
Ia menjelaskan tahapan yang dilalui oleh Desa Tiworiwu saat ini ialah verifikasi faktual oleh tim yang berwenang dalam penyelenggaraan ADWI 2024.
Tim tersebut telah berada di Kampung Adat Bena hingga 15 Agustus 2024 untuk melakukan kunjungan dan penjurian.
Oktavianus menjelaskan berbagai dukungan telah diberikan untuk peningkatan kualitas wisata di Kampung Adat Bena seperti peningkatan kapasitas penguatan desa wisata dan pengelola berupa pelatihan.
Pemerintah daerah fokus memberikan penguatan sumber daya manusia pengelola untuk pemasaran digital, Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), serta tata kelola desa wisata.
"Kami dukung agar lolos ke tahap berikutnya," ucapnya optimis.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Tiworiwu, Syrilus Waso mengatakan ada beberapa keunggulan desa wisata tersebut yang ditonjolkan dalam Program ADWI 2024.
Beberapa di antaranya yakni objek wisata kampung Megalitikum Bena, keseragaman rumah adat yang terjaga, posisi kampung yang berada di bawah kaki gunung Inerie sehingga menambah minat pengunjung, serta memiliki tenun ikat yang dapat menciptakan lapangan kerja.
Tak hanya itu, desa wisata tersebut juga memiliki kafe kuliner, kelompok perajin bambu, permainan tradisional, kelompok musik tradisional, tarian adat, serta panorama ke kampung-kampung tetangga.
Baca juga: Dispar Ngada catat kunjungan ke Kampung Adat Bena mencapai 33.428 orang
Dengan lolosnya Desa Tiworiwu ke dalam 50 besar ADWI 2024, kini pihaknya telah mempersiapkan beberapa hal untuk dipresentasikan di hadapan tim verifikasi faktual.
Baca juga: Artikel - Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena
Beberapa hal itu antara lain kekompakan masyarakat setempat dalam setiap kegiatan, sistem pengelolaan baik perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pertanggungjawaban secara terbuka, serta administrasi dokumen yang dapat dipresentasikan.
"Juga program Sapta Pesona terpenuhi," ucap Syrilus Waso.