Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur memberikan susu pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK) menurunkan angka anak penderita stunting di Ibu Kota Provinsi NTT itu.

"Susu pangan olahan itu dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak penderita stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang Retnowati di Kupang, Jumat, (18/10).

Dia mengatakan hal ini saat mendampingi Pj Wali Kota Kupang Linus Lusi saat Pemkot Kota Kupang menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk penanganan stunting di Kota Kupang.

Kadis Kesehatan mengatakan bahwa program itu sudah berjalan sejak tahun 2023, dengan menyediakan susu PKMK, dan hingga saat ini, salah satu Puskesmas di Kota Kupang yakni Puskesmas Oesapa telah melaporkan distribusi lebih dari 500 susu PKMK.

Program tersebut ujar dia memberikan dampak yang positif karena saat penimbangan di awal tahun 2024, dari total anak yang ditangani di Kota Kupang sebanyak 4.594 orang kini berkurang menjadi 4.086 orang.

"Hingga tahun 2024, angka tersebut berhasil diturunkan menjadi 18,4 dari tahun 2022 yang berada pada 21.5 persen," ujar dia.

Dia mengatakan selain menerapkan program tersebut pihaknya juga telah melaksanakan berbagai intervensi spesifik, termasuk pemberian makanan tambahan, tablet tambah darah, pemeriksaan ibu hamil, serta dukungan bagi remaja yang mengalami leukemia.

Retnowati menambahkan bahwa kasus stunting di Kota Kupang telah menjadi perhatian utama sejak tahun 2021, di mana prevalensi stunting mencapai 26,1 persen.

Baca juga: Pemkot Kupang gandeng IDAI dan POGI atasi masalah stunting

Baca juga: Bulog sedia enam ton beras SPHP dalam pasar murah di TTS

Kepala Puskesmas Oesapa, dr. Ovlian Manafe mengatakan bahwa sasaran balita dan ibu hamil yang menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

Jumlah balita yang menjadi sasaran program adalah 3.887, sedangkan sasaran ibu hamil terdapat 1.783 ibu hamil.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024