Kupang (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa kondisi keamanan di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, sudah kondusif setelah terjadinya konflik atau perang antardesa Ilepati dan Bugalima di Kecamatan Adonara Barat yang terjadi sejak pukul 06.00 WITA waktu setempat.
“Saat ini kondisi di lokasi sudah aman, tidak ada lagi aksi saling kejar serta saling serang oleh warga antarkedua desa tersebut,” kata Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra saat ditemui di Mapolda NTT, di Kupang, Senin, (21/10).
Hal ini disampaikan Kapolres Flores Timur berkaitan dengan konflik antarwarga di dua desa, yakni Ilepati dan Bugalima yang berujung pada pembakaran sejumlah rumah dan ada korban jiwa.
Saat ini, ujar dia, aparat kepolisian dibantu oleh Brimob Polda NTT dari Kabupaten Sikka, serta aparat TNI telah berada di lokasi kejadian untuk menjaga agar tidak terjadi lagi aksi saling serang antarwarga di kedua desa itu.
“Personel Polri dan juga TNI telah membuat sekat di antara kedua desa itu agar tidak terjadi lagi konflik antarkedua desa itu,” ujar dia.
Dia juga mengimbau masyarakat di kedua desa untuk tetap menahan diri dan tidak terpancing dengan berbagai isu atau hasutan yang dapat menimbulkan konflik tersebut terjadi lagi.
Dia menjelaskan bahwa peristiwa saling serang dan bahkan ada pembakaran rumah di lokasi kejadian terjadi berkaitan dengan masalah lahan yang ada di antara kedua desa itu.
Menurut dia, permasalahan lahan itu sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1970. Masalah yang sama ini juga sempat terjadi di beberapa tahun lalu yakni tahun 1990-an, namun berhasil dimediasi oleh pemerintah daerah serta Forkompimda dan Kapolres Flores Timur.
“Namun belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak,” ujar dia.
Dia menjelaskan pada Juni 2024 telah dilakukan pengukuran oleh pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat, namun batas yang sudah ditentukan itu tidak menimbulkan keputusan.
Baca juga: "Perang tanding" antardesa di Adonara, Flores Timur
Kedua warga di dua desa merasa masih memiliki hak yang sama atas tanah tersebut, sehingga pada Senin (21/10) pagi terjadi konflik yang berujung pada kerusuhan antarkedua desa tersebut.
Baca juga: Artikel - Pesan kerukunan beragama dari Pulau Adonara
“Saat ini kondisi di lokasi sudah aman, tidak ada lagi aksi saling kejar serta saling serang oleh warga antarkedua desa tersebut,” kata Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra saat ditemui di Mapolda NTT, di Kupang, Senin, (21/10).
Hal ini disampaikan Kapolres Flores Timur berkaitan dengan konflik antarwarga di dua desa, yakni Ilepati dan Bugalima yang berujung pada pembakaran sejumlah rumah dan ada korban jiwa.
Saat ini, ujar dia, aparat kepolisian dibantu oleh Brimob Polda NTT dari Kabupaten Sikka, serta aparat TNI telah berada di lokasi kejadian untuk menjaga agar tidak terjadi lagi aksi saling serang antarwarga di kedua desa itu.
“Personel Polri dan juga TNI telah membuat sekat di antara kedua desa itu agar tidak terjadi lagi konflik antarkedua desa itu,” ujar dia.
Dia juga mengimbau masyarakat di kedua desa untuk tetap menahan diri dan tidak terpancing dengan berbagai isu atau hasutan yang dapat menimbulkan konflik tersebut terjadi lagi.
Dia menjelaskan bahwa peristiwa saling serang dan bahkan ada pembakaran rumah di lokasi kejadian terjadi berkaitan dengan masalah lahan yang ada di antara kedua desa itu.
Menurut dia, permasalahan lahan itu sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1970. Masalah yang sama ini juga sempat terjadi di beberapa tahun lalu yakni tahun 1990-an, namun berhasil dimediasi oleh pemerintah daerah serta Forkompimda dan Kapolres Flores Timur.
“Namun belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak,” ujar dia.
Dia menjelaskan pada Juni 2024 telah dilakukan pengukuran oleh pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat, namun batas yang sudah ditentukan itu tidak menimbulkan keputusan.
Baca juga: "Perang tanding" antardesa di Adonara, Flores Timur
Kedua warga di dua desa merasa masih memiliki hak yang sama atas tanah tersebut, sehingga pada Senin (21/10) pagi terjadi konflik yang berujung pada kerusuhan antarkedua desa tersebut.
Baca juga: Artikel - Pesan kerukunan beragama dari Pulau Adonara