Jakarta (ANTARA) -
Logistik tersebut, berupa pakaian dalam (pria dan wanita) 225 stel, pakaian anak 50 set, daster 112 daster, shower kit 225 paket, sandang dewasa (pria dan wanita) 225 stel, seragam SMP 100 stel, seragam SD 100 stel, kasur 102 lembar, tenda gulung 104 lembar, selimut 104 lembar, makanan anak 160 paket, makanan siap saji 1.040 paket, sandang dewasa 52 paket, dan sandang anak 52 paket.
Di samping memberikan bantuan logistik kepada korban, Kemensos juga telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mempererat kembali keserasian sosial di sana.
Langkah strategis yang telah dilakukan Kemensos dalam menangani konflik sosial di Flores Timur mencakup upaya mediasi dan memfasilitasi terwujudnya kesepakatan damai antara kedua belah pihak yang berkonflik.
Sementara itu, untuk mengurai akar masalah konflik, Kemensos berkoordinasi dengan Pemda setempat agar segera menerbitkan sertifikat tanah yang dipersengketakan.
Pihaknya juga telah menjalankan fungsinya dalam memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi warga terdampak, terutama warga yang anggota keluarganya menjadi korban.
Sebelumnya pada Senin (21/10/2024), telah terjadi konflik sosial di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Konflik tersebut melibatkan warga Desa Ile Pati dan Desa Kimakamak yang menyerang serta membakar rumah-rumah warga Desa Bugalima akibat perselisihan kepemilikan tanah adat.
Konflik itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia, beberapa terluka, dan menyebabkan puluhan rumah serta harta benda warga hangus terbakar.*
Baca juga: BKO Polda NTT bantu air bersih siap konsumsi kepada warga
Baca juga: Bhabinkamtibmas di Flores Timur menjadi guru dadakan di daerah konflik
Baca juga: Polda NTT salurkan bantuan makanan dan minum bagi korban konflik
Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan tambahan untuk korban konflik sosial di Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan total bantuan senilai Rp446,6 juta.
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemensos di Jakarta pada Senin, (28/10) Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non-Alam (PSKBS-NA) Kemensos Adrianus Alla mengatakan bantuan telah didistribusikan sejak konflik pertama kali terjadi pada Senin (21/10). Bantuan awal disalurkan melalui lumbung sosial di Flores Timur untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar.
"Kami memastikan pemenuhan kebutuhan dasar, permakanan mereka. Yang kami lakukan ialah menyalurkan bantuan kebutuhan dasar melalui lumbung sosial yang ada di Flores Timur seperti makanan siap saji, makanan pokok dan lainnya,” kata Adrianus.
Ia menambahkan Kemensos mendistribusikan bantuan logistik tanggap darurat dari lumbung sosial di Flores Timur berupa 230 paket makanan siap saji, 208 paket makanan anak, 65 lembar kasur, 50 lembar tenda gulung, dan 80 lembar selimut.
Selanjutnya, Kemensos telah mendistribusikan bantuan logistik tambahan dari gudang Bekasi dan Sentra Efata Kupang yg merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos.Logistik tersebut, berupa pakaian dalam (pria dan wanita) 225 stel, pakaian anak 50 set, daster 112 daster, shower kit 225 paket, sandang dewasa (pria dan wanita) 225 stel, seragam SMP 100 stel, seragam SD 100 stel, kasur 102 lembar, tenda gulung 104 lembar, selimut 104 lembar, makanan anak 160 paket, makanan siap saji 1.040 paket, sandang dewasa 52 paket, dan sandang anak 52 paket.
Di samping memberikan bantuan logistik kepada korban, Kemensos juga telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mempererat kembali keserasian sosial di sana.
Langkah strategis yang telah dilakukan Kemensos dalam menangani konflik sosial di Flores Timur mencakup upaya mediasi dan memfasilitasi terwujudnya kesepakatan damai antara kedua belah pihak yang berkonflik.
Sementara itu, untuk mengurai akar masalah konflik, Kemensos berkoordinasi dengan Pemda setempat agar segera menerbitkan sertifikat tanah yang dipersengketakan.
Pihaknya juga telah menjalankan fungsinya dalam memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi warga terdampak, terutama warga yang anggota keluarganya menjadi korban.
Sebelumnya pada Senin (21/10/2024), telah terjadi konflik sosial di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Konflik tersebut melibatkan warga Desa Ile Pati dan Desa Kimakamak yang menyerang serta membakar rumah-rumah warga Desa Bugalima akibat perselisihan kepemilikan tanah adat.
Konflik itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia, beberapa terluka, dan menyebabkan puluhan rumah serta harta benda warga hangus terbakar.*
Baca juga: BKO Polda NTT bantu air bersih siap konsumsi kepada warga
Baca juga: Bhabinkamtibmas di Flores Timur menjadi guru dadakan di daerah konflik
Baca juga: Polda NTT salurkan bantuan makanan dan minum bagi korban konflik