Kupang (ANTARA) - Seorang Bhabinkamtibmas di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur Briptu Kelen menjadi guru dadakan bagi anak-anak di desa Bugalima karena aktivitas sekolah di daerah itu terhenti sejak konflik antardesa pada Senin (21/10) pekan lalu.
“Kehadiran saya di sini bukan hanya untuk memberikan keamanan, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa kami peduli kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak di desa itu," katanya di desa Bugalima Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya Polisi di daerah itu tetap membantu masyarakat yang terdampak oleh konflik walaupun hingga kini aktivitas masyarakat sudah mulai berjalan.
Dia menjelaskan bahwa setelah konflik yang melanda Adonara Barat, aktivitas pendidikan di wilayah tersebut turut terpengaruh.
Di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat tiga sekolah terpaksa meliburkan aktivitas belajar-mengajar akibat dampak konflik. Tiga sekolah yang terdampak adalah PAUD St. Elisabeth, SD Inpres Bugalima, dan SMP N Satu Atap Bugalima.
Situasi ini membuat anak-anak di desa tersebut kehilangan akses pendidikan dan rutinitas harian mereka, yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan normal.
Bhabinkamtibmas tersebut mendatangi SMP N Satu Atap Bugalima, bukan sebagai petugas keamanan, tetapi sebagai sosok pengganti guru bagi anak-anak yang sedang menanti kehadiran seorang pembimbing.
Dengan senyum dan ketulusan, Briptu Kelen masuk ke kelas berinteraksi dengan anak-anak, dan mulai mengajar layaknya seorang guru.
Briptu Kelen mengajarkan berbagai hal sederhana namun penuh makna, hingga menanamkan nilai-nilai kebersamaan.
Ia mengajak anak-anak untuk tetap fokus pada pendidikan dan tidak menyerah meski dalam situasi yang sulit.
Anak-anak pun terlihat antusias dan mulai ceria kembali, mengelilingi Briptu Kelen, seolah menemukan sosok guru yang mereka rindukan.
“Ketika saya melihat anak-anak ini, saya merasa bahwa mereka sangat membutuhkan perhatian. Tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk mendapatkan semangat dan motivasi. Pendidikan adalah hak mereka, dan saya ingin berkontribusi meskipun hanya dengan cara sederhana,” tambahnya.
Briptu Kelen berjanji akan terus membantu anak-anak selama aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut belum bisa berjalan normal.
“Anak-anak ini adalah masa depan Adonara Barat. Kita tidak boleh membiarkan mereka putus asa. Saya akan terus datang dan mengajar mereka, karena saya yakin pendidikan bisa menjadi jalan untuk kebangkitan mereka,” tutupnya.
Kehadiran Briptu Kelen tidak hanya sebagai pengganti guru, tetapi juga menjadi simbol kasih dan dukungan bagi masyarakat Desa Bugalima.
Baca juga: BKO Polda NTT bantu air bersih siap konsumsi kepada warga
Baca juga: Polda NTT salurkan bantuan makanan dan minum bagi korban konflik
Baca juga: Polisi gelar pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga terdampak konflik di Adonara
“Kehadiran saya di sini bukan hanya untuk memberikan keamanan, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa kami peduli kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak di desa itu," katanya di desa Bugalima Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya Polisi di daerah itu tetap membantu masyarakat yang terdampak oleh konflik walaupun hingga kini aktivitas masyarakat sudah mulai berjalan.
Dia menjelaskan bahwa setelah konflik yang melanda Adonara Barat, aktivitas pendidikan di wilayah tersebut turut terpengaruh.
Di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat tiga sekolah terpaksa meliburkan aktivitas belajar-mengajar akibat dampak konflik. Tiga sekolah yang terdampak adalah PAUD St. Elisabeth, SD Inpres Bugalima, dan SMP N Satu Atap Bugalima.
Situasi ini membuat anak-anak di desa tersebut kehilangan akses pendidikan dan rutinitas harian mereka, yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan normal.
Bhabinkamtibmas tersebut mendatangi SMP N Satu Atap Bugalima, bukan sebagai petugas keamanan, tetapi sebagai sosok pengganti guru bagi anak-anak yang sedang menanti kehadiran seorang pembimbing.
Dengan senyum dan ketulusan, Briptu Kelen masuk ke kelas berinteraksi dengan anak-anak, dan mulai mengajar layaknya seorang guru.
Briptu Kelen mengajarkan berbagai hal sederhana namun penuh makna, hingga menanamkan nilai-nilai kebersamaan.
Ia mengajak anak-anak untuk tetap fokus pada pendidikan dan tidak menyerah meski dalam situasi yang sulit.
Anak-anak pun terlihat antusias dan mulai ceria kembali, mengelilingi Briptu Kelen, seolah menemukan sosok guru yang mereka rindukan.
“Ketika saya melihat anak-anak ini, saya merasa bahwa mereka sangat membutuhkan perhatian. Tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk mendapatkan semangat dan motivasi. Pendidikan adalah hak mereka, dan saya ingin berkontribusi meskipun hanya dengan cara sederhana,” tambahnya.
Briptu Kelen berjanji akan terus membantu anak-anak selama aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut belum bisa berjalan normal.
“Anak-anak ini adalah masa depan Adonara Barat. Kita tidak boleh membiarkan mereka putus asa. Saya akan terus datang dan mengajar mereka, karena saya yakin pendidikan bisa menjadi jalan untuk kebangkitan mereka,” tutupnya.
Kehadiran Briptu Kelen tidak hanya sebagai pengganti guru, tetapi juga menjadi simbol kasih dan dukungan bagi masyarakat Desa Bugalima.
Baca juga: BKO Polda NTT bantu air bersih siap konsumsi kepada warga
Baca juga: Polda NTT salurkan bantuan makanan dan minum bagi korban konflik
Baca juga: Polisi gelar pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga terdampak konflik di Adonara