Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sedikitnya 442 unit hunian sementara siap dibangun untuk ditempati sebanyak 2.000 Kepala Keluarga (KK) korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta Senin, mengatakan bahwa dalam perencanaan pemerintah ratusan unit hunian sementara tersebut masing-masing disiapkan untuk menampung sebanyak lima KK.
“Pembangunan hunian sementara ditargetkan selesai setidaknya selama dua bulan ke depan,” katanya.
Pemerintah menilai hunian sementara tersebut akan lebih layak dan nyaman untuk ditempati, dibandingkan tenda pengungsian darurat yang sudah mereka huni tiga pekan ini, meskipun sudah dilengkapi dengan fasilitas yang mumpuni.
Para korban akan menempati hunian sementara tersebut setidaknya sampai mereka direlokasi ke rumah yang baru, yang pembangunannya saat ini juga sedang dipersiapkan oleh Pemerintah.
Ia pun memastikan bahwa dalam hal ini tidak ada paksaan tapi justru Pemerintah memberikan kemudahan. Bagi warga korban erupsi yang enggan tinggal di hunian sementara maka mereka bakal menerima dana tunggu hunian senilai Rp500 ribu per bulan untuk penghidupan sehari-hari.
“Intinya mereka mau direlokasi dengan skema dari Pemerintah yakni relokasi mandiri, atau terpusat yang lahan dan rumahnya ditangani Pemerintah,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah pastikan gudang logistik pengungsi Lewotobi aman
Baca juga: Wamendagri sebut pengungsi asal Flotim bisa coblos di TPS perbatasan