Kupang (Antara NTT) - Sersan Dua (Serda) Johanis Kesnai, anggota Komando Distrik Militer (Kodim) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan terkena anak panah saat melakukan pengamanan di kawasan yang sedang terjadi bentrok antarwarga di Pulau Adonara.
Kepala Penerangan Korem 161/Wirasakti, Mayor (Kav) I Nyoman Arya yang dikonfirmasi di Kupang, Kamis mengakui adanya anggota TNI yang terkena anak panah tetapi sudah dalam penanganan medis.
"Memang betul ada satu anggota kami yang terkena panah saat mengamankan bentrokan warga dua desa di Adonara pada penyerangan Rabu (3/10), tetapi sudah dalam penanganan medis dan kondisinya dalam keadaan stabil," katanya.
Pada hari kedua Rabu (3/10), warga Lewonara sempat mengepung Desa Lewobunga dan melepaskan anak panah, tembakan dari senjata rakitan serta bom ikan, tetap berhasil dihalau aparat Brimob yang di datangkan dari Maumere.
Dalam penyerangan pada hari kedua itu, sejumlah warga juga mengalami luka-luka karena terkena serpihan bom ikan, panah dan senjata rakitan.
Arya menjelaskan, anggota TNI itu, terkena panah di kaki bagian kanan, tetapi sudah mendapat perawatan tim medis di Puskemas Adonara.
"Anak panahnya sudah berhasil di cabut dari kaku korban dan kondisinya sudah mulai membaik," katanya.
Berbeda dengan Hendrikus Asan Boli (38), warga Lewobunga yang terkena anak panah pada bagian pinggang. Boli harus dibawa ke Denpasar, Bali karena tim medis baik di Larantuka maupun Maumere tidak mampu mengeluarkan mata panah dari dalam tubuh korban.
Dalam bentrok di Adonara yang terjadi sejak Selasa (2/10) dini hari itu, dua orang penduduk terkena panah dan beberapa lainnya terkena serpihan bom ikan, selain dua rumah dan lima lumbung padi pun dibakar warga Desa Lewonara.
Kepala Penerangan Korem 161/Wirasakti, Mayor (Kav) I Nyoman Arya yang dikonfirmasi di Kupang, Kamis mengakui adanya anggota TNI yang terkena anak panah tetapi sudah dalam penanganan medis.
"Memang betul ada satu anggota kami yang terkena panah saat mengamankan bentrokan warga dua desa di Adonara pada penyerangan Rabu (3/10), tetapi sudah dalam penanganan medis dan kondisinya dalam keadaan stabil," katanya.
Pada hari kedua Rabu (3/10), warga Lewonara sempat mengepung Desa Lewobunga dan melepaskan anak panah, tembakan dari senjata rakitan serta bom ikan, tetap berhasil dihalau aparat Brimob yang di datangkan dari Maumere.
Dalam penyerangan pada hari kedua itu, sejumlah warga juga mengalami luka-luka karena terkena serpihan bom ikan, panah dan senjata rakitan.
Arya menjelaskan, anggota TNI itu, terkena panah di kaki bagian kanan, tetapi sudah mendapat perawatan tim medis di Puskemas Adonara.
"Anak panahnya sudah berhasil di cabut dari kaku korban dan kondisinya sudah mulai membaik," katanya.
Berbeda dengan Hendrikus Asan Boli (38), warga Lewobunga yang terkena anak panah pada bagian pinggang. Boli harus dibawa ke Denpasar, Bali karena tim medis baik di Larantuka maupun Maumere tidak mampu mengeluarkan mata panah dari dalam tubuh korban.
Dalam bentrok di Adonara yang terjadi sejak Selasa (2/10) dini hari itu, dua orang penduduk terkena panah dan beberapa lainnya terkena serpihan bom ikan, selain dua rumah dan lima lumbung padi pun dibakar warga Desa Lewonara.