Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga mengaku siap menerima berbagai kritikan yang dilontarkan oleh masyarakat berkaitan dengan kasus mantan Kapolres Ngada Fajar Widyadharma Lukman.

"Tanggapan masyarakat masih di atas kenormalan. Kritikan yang disampaikan merupakan suatu bahan bagi saya untuk intropeksi lebih ke dalam lagi," kata Irjen Daniel di Kupang, Kamis.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara buka puasa bersama dengan awak media deks Polda NTT di Kota Kupang.

Orang nomor satu di Mapolda NTT itu juga bertanya mengapa kejadian negatif yang dilakukan oleh mantan Kapolres Ngada itu  itu harus terjadi di Nusa Tenggara Timur.

Padahal, menurutnya, dia sudah melakukan pengawasan yang ketat terhadap Kapolres-Kapolres yang bertugas di seluruh wilayah hukum Polda NTT.

Bahkan komandan berbintang dua itu sudah meminta Irwasda, Dirintel dan pejabat Polda NTT lainnya untuk juga turut membantu mengawasi para Kapolres di NTT

"Saya minta Kabid Propam untuk video call satu-satu, untuk tahu mereka lagi berada di mana. Saya minta video call istri Kapolres juga," tambah dia.

Apa yang dia perintahkan tersebut lanjut dia, merupakan hal yang sama dilakukan terhadap dirinya.

"Apa yang saya perintahkan itu, karena saya pernah digituin juga," ujar dia.

Daniel menambahkan bahwa Polda NTT akan mengevaluasi setiap pejabat di wilayah hukum Polda NTT, termasuk perwira-perwira yang bertugas di Polres.

"Peristiwa yang terjadi ujar dia menjadi pelajaran penting bagi saya yang selama ini belum terlalu ketat atau belum terlalu efektif dan intensif, maka saya akan lakukan yang lebih efektif dan intensif berikutnya," ujar dia.


Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025