Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Inspektur Jenderal Polisi Rudi Darmoko mengimbau warga yang berselisih untuk menahan diri dan tidak terprovokasi di tengah bentrokan antarpemuda di Kabupaten Alor yang masih terjadi hingga Rabu siang.
"Pihak-pihak yang berselisih agar menahan diri dan jangan sampai terprovokasi,” kata Kapolda saat dihubungi dari Kupang, Rabu.
Hal ini disampaikan Kapolda berkaitan konflik antarpemuda di Kabupaten Alor yang berujung pada diturunkan sejumlah personel Polri dan TNI untuk meredam konflik di Kota Kalabahi, Kabupaten Alor.
Kapolda mengatakan sejumlah personel kepolisian dan TNI sedang berusaha melakukan pengamanan untuk mencegah semakin meluasnya konflik antarpemuda di daerah itu.
Konflik ini bermula dari keluarnya surat undangan ajakan untuk perang terbuka oleh pemuda dari Kampung Welai Barat kepada pemuda dari Kampung Wetabua di Kabupaten Alor yang dijadwalkan pada Rabu siang.
Surat undangan perang terbuka itu tersebar di masyarakat karena adanya kasus penganiayaan sebelumnya di antara kedua kelompok pemuda tersebut.
Kelompok pemuda dari Welai Barat menuntut agar pihak kepolisian menangkap dan memproses hukum pelaku penganiayaan terhadap seorang teman mereka.
Sampai Rabu (17/9) sore, situasi di Alor masih memanas. Aparat kepolisian yang diturunkan justru mendapatkan perlawanan sehingga terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pemuda yang berselisih.
Kepala Polres Alor Ajun Komisaris Besar Polisi Nur Azhari mengatakan sebelum konflik terjadi, pihaknya sudah melakukan patroli bersama untuk mencegah terjadinya aksi tawuran antarpemuda itu.
"Semenjak surat undangan itu keluar, kita sudah antisipasi dengan melakukan patroli bersama dan pertemuan sebagai upaya untuk meredam ketegangan," ujar Kapolres.

