Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir mengatakan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.

Menurut Erick, sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid telah menjadi pusat berbagai aktivitas, termasuk diskusi ekonomi dan politik yang konstruktif.

“Zaman Rasulullah, masjid ini tidak hanya buat beribadah, tapi bagaimana juga menjadi bagian pembangunan karakter masyarakat sekitarnya. Apakah tempat untuk diskusi ekonomi, diskusi politik, tapi politiknya jangan yang ghibah, mesti yang menerangkan. Jangan yang saling menjelek-jelekkan. Justru politik yang memberikan solusi buat umat," ujar Erick dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, Erick juga menekankan Islam harus ditampilkan sebagai agama yang damai, bukan menimbulkan ketakutan.

Menteri BUMN itu mengatakan masjid juga dapat menjadi tempat pemberdayaan budaya, termasuk kegiatan bersajak dan bernyanyi, yang dapat menarik generasi muda dengan mimpi-mimpi mereka yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Sebagai contoh, Erick menceritakan bagaimana keluarganya membangun Masjid At-Thohir sebagai pusat komunitas yang lebih dari sekadar tempat ibadah.

“Alhamdulillah keluarga saya juga mendapat kesempatan membangun Masjid At-Thohir. Apa yang kita lakukan di Masjid At-Thohir itu menjadikannya bagian dengan komunitas kita, bukan hanya berdiri sendiri sebagai tempat ibadah,” kata Erick.

Ia juga mengungkapkan berbagai kegiatan di masjid tersebut, termasuk festival Ramadhan dan video mapping setiap malam minggu yang bisa dinikmati oleh masyarakat.

Selain itu, Erick berharap masjid dapat kembali menjadi pusat kehidupan sosial dan ekonomi umat sebagaimana yang dicontohkan pada masa Rasulullah.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick: Masjid harus jadi pusat pemberdayaan rakyat


Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025