Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memberikan bantuan uang tunai sebanyak Rp50 juta untuk setiap keluarga korban yang meninggal akibat bencana alam tanah longsor di Manggarai Barat, Pulau Flores.
"Ada empat ahli waris dari korban meninggal mendapat bantuan yang sudah diserahkan kemarin (Selasa, 19/3/2019) oleh Gubernur NTT," kata Kabag Humas Kabupaten Manggarai Barat Paulus Jeramun kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (20/3).
Selain bantuan dari pemerintah provinsi, lanjutnya, pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan juga menyalurkan bantuan untuk dua rumah warga yang rusak total akibat bencana.
"Prinsipnya pemerintah, mulai dari tingkat daerah sampai pusat terus memberikan perhatian dan perlindungan bagi para korban bencana," katanya.
Paulus mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor juga mengakibatkan kerusakan puluhan rumah warga di antaranya 26 rumah mengalami kerusakan berat dan 21 di antaranya mengalami rusak ringan di Desa Tondong Belang.
Pemerintah Manggarai Barat, lanjutnya, telah menyalurkan bantuan bahan-bahan pokok untuk kebutuhan para korban maupun untuk perbaikan rumah.
Saat ini, lanjutnya, sekitar 427 warga Desa Tondong Belang yang terdampak bencana masih tinggal secara menyebar di sejumlah kamp pengungsian.
Di antaranya, di Kantor Bupati Manggarai Barat sembilan orang atau tiga kepala keluarga. Selain itu, di Desa Liang Darah 130 orang atau 37 kepala akeluarga serta di Cekonobo, Desa Tondong Belang 288 orang atau 91 kepala keluarga.
"Para korban masih bertahan di lokasi pengungsian karena masih mengalami trauma dan takut karena kondisi hujan lebat juga masih melanda di wilayah terkena bencana," katanya.
Baca juga: Longsor masih terjadi di sekitar jembatan Wailiang
Baca juga: Ribuan pengungsi masih bertahan
"Ada empat ahli waris dari korban meninggal mendapat bantuan yang sudah diserahkan kemarin (Selasa, 19/3/2019) oleh Gubernur NTT," kata Kabag Humas Kabupaten Manggarai Barat Paulus Jeramun kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (20/3).
Selain bantuan dari pemerintah provinsi, lanjutnya, pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan juga menyalurkan bantuan untuk dua rumah warga yang rusak total akibat bencana.
"Prinsipnya pemerintah, mulai dari tingkat daerah sampai pusat terus memberikan perhatian dan perlindungan bagi para korban bencana," katanya.
Paulus mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor juga mengakibatkan kerusakan puluhan rumah warga di antaranya 26 rumah mengalami kerusakan berat dan 21 di antaranya mengalami rusak ringan di Desa Tondong Belang.
Pemerintah Manggarai Barat, lanjutnya, telah menyalurkan bantuan bahan-bahan pokok untuk kebutuhan para korban maupun untuk perbaikan rumah.
Saat ini, lanjutnya, sekitar 427 warga Desa Tondong Belang yang terdampak bencana masih tinggal secara menyebar di sejumlah kamp pengungsian.
Di antaranya, di Kantor Bupati Manggarai Barat sembilan orang atau tiga kepala keluarga. Selain itu, di Desa Liang Darah 130 orang atau 37 kepala akeluarga serta di Cekonobo, Desa Tondong Belang 288 orang atau 91 kepala keluarga.
"Para korban masih bertahan di lokasi pengungsian karena masih mengalami trauma dan takut karena kondisi hujan lebat juga masih melanda di wilayah terkena bencana," katanya.
Baca juga: Longsor masih terjadi di sekitar jembatan Wailiang
Baca juga: Ribuan pengungsi masih bertahan