Kupang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur menambah sekitar 5.000 ekor benih ikan kerapu untuk dibudidaya di wilayah Perairan Mulut Seribu, Kabupaten Rote Ndao.
"Penambahan benih ini untuk mendukung produktivitas budidaya ikan yang sudah kami mulai di Perairan Mulut Seribu," kata Kepala DKP Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto kepada Antara di Kupang, Jumat (22/3).
Ia mengatakan, ribuan benih ikan kerapu ini sudah dipelihara di Tablolong, Kabupaten Kupang, dan rencananya akan ditebar di Perairan Mulut Seribu pada pekan depan.
Benih-benih yang disiapkan ini, lanjutnya, akan ditambah dengan sekitar 10.000 benih ikan kerapu yang sudah ditebarkan pada November 2018 lalu.
Ganef mengatakan, pihaknya menargetkan panen pertama hasil budidaya ini akan dilakukan sekitar pertengahan tahun atau pada Juni-Juli 2019.
"Panen perdana ini untuk benih yang sudah ditebar sebelumnya yang sudah besar dan layak dipanen karena butuh waktu sekitar delapan bulan baru bisa dipanen," katanya.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengaku optimistis, budidaya ikan ini dapat memberikan hasil yang besar dan berkelanjutan karena kondisi alam yang sangat mendukung.
Menurutnya, budidaya ikan kerapu di Mulut Seribu bisa dilakukan dalam berbagai kondisi musim bahkan saat angin barat atau musim cuaca buruk yang melanda daerah setempat.
"Karena itu memang lokasinya sangat cocok untuk budidaya selain itu di sana juga akan diintegrasikan dengan sektor pariwisata terutama wisata alam dan bahari," katanya.
Baca juga: Panen budidaya ikan di Mulut Seribu pada Juni 2019
Baca juga: Rp200 juta untuk budidaya kerapu di Mulut Seribu
"Penambahan benih ini untuk mendukung produktivitas budidaya ikan yang sudah kami mulai di Perairan Mulut Seribu," kata Kepala DKP Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto kepada Antara di Kupang, Jumat (22/3).
Ia mengatakan, ribuan benih ikan kerapu ini sudah dipelihara di Tablolong, Kabupaten Kupang, dan rencananya akan ditebar di Perairan Mulut Seribu pada pekan depan.
Benih-benih yang disiapkan ini, lanjutnya, akan ditambah dengan sekitar 10.000 benih ikan kerapu yang sudah ditebarkan pada November 2018 lalu.
Ganef mengatakan, pihaknya menargetkan panen pertama hasil budidaya ini akan dilakukan sekitar pertengahan tahun atau pada Juni-Juli 2019.
"Panen perdana ini untuk benih yang sudah ditebar sebelumnya yang sudah besar dan layak dipanen karena butuh waktu sekitar delapan bulan baru bisa dipanen," katanya.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengaku optimistis, budidaya ikan ini dapat memberikan hasil yang besar dan berkelanjutan karena kondisi alam yang sangat mendukung.
Menurutnya, budidaya ikan kerapu di Mulut Seribu bisa dilakukan dalam berbagai kondisi musim bahkan saat angin barat atau musim cuaca buruk yang melanda daerah setempat.
"Karena itu memang lokasinya sangat cocok untuk budidaya selain itu di sana juga akan diintegrasikan dengan sektor pariwisata terutama wisata alam dan bahari," katanya.
Baca juga: Panen budidaya ikan di Mulut Seribu pada Juni 2019
Baca juga: Rp200 juta untuk budidaya kerapu di Mulut Seribu