Kupang (ANTARA) - Bupati Rote Ndao Paulus Henuk mengatakan pembangunan kawasan sentra industri garam nasional di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan secara bertahap selama tiga tahun sesuai arahan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Iya benar, jadi akan dibangun secara bertahap selama tiga tahun dengan setiap tahun luas pembangunannya berbeda-beda," katanya di Kupang, Jumat.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan rencana pembangunan sentra industri garam nasional di Kabupaten Rote yang menjadi salah satu program dari KKP dalam rangka meningkatkan produksi, kualitas, dan kemandirian garam nasional, serta mencapai swasembada garam nasional pada tahun 2027

Paulus mengatakan untuk tahun 2025 ini luas lahan yang dibangun mencapai 1.193 hektare, lalu di tahun kedua luas lahannya bertambah yakni mencapai 9.541 hektare dan di tahun ketiga seluas 3.135 hektare.

"Jadi pembangunannya dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus," tambah dia.

Paulus menjelaskan dalam pengerjaan pembangunannya Pemda akan bekerja sama dengan BUMN PT Nindya Karya.

Namun ujar dia, dalam pengerjaan pembangunan sentra garam nasional di Rote Ndao itu, akan ada juga perusahaan swasta yang ikut terlibat.

"Sesuai dengan proyeksi KKP total luas lahan yang disediakan itu ada sekitar 13.800an hektare," ujar dia.

Tetapi nanti ujar dia tergantung pemerintah pusat serta para pengusaha yang berinvestasi di Kabupaten Rote Ndao.

Paulus juga mengatakan lokasi untuk pembangunan sentra garam nasional itu tersebar di tiga kecamatan, yakni kecamatan Pantai Baru, Rote Timur dan Kecamatan Lalu Lelu.

"Tersebar dia empat desa yakni empat desa, ada di Desa Matasio, di Desa Serubeba, kemudian Dairendale, dan Daiama," ujar dia.


Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025