Kupang (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur dilihat dari sisi kependudukan, masih di atas angka rata-rata nasional.
"Secara spasial, angka kemiskinan seluruh kabupaten di NTT masih di atas rata-rata angka nasional, kecuali Kota Kupang," kata Bambang PS Brodjonegoro di Kupang, Jumat (29/3) malam.
Dia mengemukakan hal itu saat berbicara pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi (Musrenbangprov) NTT dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi NTT Tahun 2020.
Menurut dia, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTT lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional dan menurun dalam lima tahun terakhir.
Secara spasial, hanya TPT di Kota Kupang yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasional.
Ia mengatakan pada periode 2014-2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTT juga masih tertinggal dan menempati urutan terendah ke tiga di Indonesia.
Meskipun meningkat, laju peningkatan IPM di NTT lebih lambat dibandingkan nasional.
Pada tingkat kabupaten/kota, hanya IPM di Kota Kupang lebih tinggi dari nasional, serta terdapat kesenjangan IPM antara Kota Kupang dengan Kabupaten Sabu Raijua.
Untuk gini rasio, NTT berada di bawah angka nasional dan cenderung menurun.
Berdasarkan PDRB per kapita, terdapat kesenjangan wilayah yang cukup jauh antara Kota Kupang, Kabupaten Sumba Barat Daya, dan kabupaten/kota lainnya.
Baca juga: Pembangunan jembatan Palmerah-PLTAL terhambat di Bappenas
"Secara spasial, angka kemiskinan seluruh kabupaten di NTT masih di atas rata-rata angka nasional, kecuali Kota Kupang," kata Bambang PS Brodjonegoro di Kupang, Jumat (29/3) malam.
Dia mengemukakan hal itu saat berbicara pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi (Musrenbangprov) NTT dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi NTT Tahun 2020.
Menurut dia, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTT lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional dan menurun dalam lima tahun terakhir.
Secara spasial, hanya TPT di Kota Kupang yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasional.
Ia mengatakan pada periode 2014-2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTT juga masih tertinggal dan menempati urutan terendah ke tiga di Indonesia.
Meskipun meningkat, laju peningkatan IPM di NTT lebih lambat dibandingkan nasional.
Pada tingkat kabupaten/kota, hanya IPM di Kota Kupang lebih tinggi dari nasional, serta terdapat kesenjangan IPM antara Kota Kupang dengan Kabupaten Sabu Raijua.
Untuk gini rasio, NTT berada di bawah angka nasional dan cenderung menurun.
Berdasarkan PDRB per kapita, terdapat kesenjangan wilayah yang cukup jauh antara Kota Kupang, Kabupaten Sumba Barat Daya, dan kabupaten/kota lainnya.
Baca juga: Pembangunan jembatan Palmerah-PLTAL terhambat di Bappenas