Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Nusa Tenggara Timur (NTT) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi karena dalam pekan ini diprakirakan masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
"Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek yang dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu.
Ia menambahkan, bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi seperti banjir, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang hingga jarak pandang yang berkurang.
"Selain itu, karena saat ini masih musim kemarau dan masih berpotensi terjadi angin kencang, oleh sebab itu masyarakat juga perlu mengantisipasi angin kencang yang bisa mengakibatkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Ia juga menjelaskan, walaupun saat ini wilayah NTT masih berada pada musim kemarau, akan tetapi beberapa hari terakhir ini terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat hampir di seluruh wilayah NTT.
Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat hampir di seluruh wilayah NTT tersebut terjadi karena Gelombang Rossby Ekuator aktif dan melintasi wilayah NTT ditambah dengan melemahnya Angin Monsun Timur dan suhu muka laut di sekitar wilayah NTT yang masih tinggi.
"Bahkan di Kabupaten Ngada dan Nagekeo hujan pada tanggal 8 September 2024 masuk dalam kategori hujan ekstrem," ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi hujan di NTT masih berlangsung dalam pekan ini dan setelah itu akan kembali normal.
Lebih lanjut, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah di NTT di mana pada tanggal 11 September 2025 Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan Ngada berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang berdurasi singkat.
"Kabupaten Sabu Raijua pada 11 September 2025 berpotensi angin kencang," ujarnya.
Lebih lanjut, pada tanggal 12 September 2025 terdapat empat wilayah yang berpotensi terjadi angin kencang yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, dan Sabu Raijua.
"Waspada angin kencang yang sifatnya kering yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT," katanya.