Kupang (ANTARA) - Sejumlah masyarakat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur menyambut gembira pembangunan terminal LPG (Liquefied Petroleum Gas/gas minyak bumi yang dicairkan) di terminal BBM Tenau Kupang yang dilakukan pada Senin (1/4) kemarin.

Maria L, seorang ibu rumah tangga yang ditemui di Kelurahan Alak Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/4), kehadiran terminal LPG tersebut tentu akan menurunkan harga gas Elpiji khususnya ukuran 12 Kilogram yang selama ini dijual di Kota Kupang.

"Saya pengguna gas Elpiji untuk masak di rumah, tetapi harganya memang sangat mahal di Kota Kupang ini jika dibandingkan dengan daerah lain di NTT. Saat ini harganya berkisar dari Rp198.000-Rp200.000 per tabungnya," kata dia.

Jika dibandingkan dengan daerah lain di luar NTT harga gas Elpiji berukuran 12 Kilogram hanya mencapai Rp150.000 sampai Rp170.000-an per tabungnya.

Apalagi banyak pilihan untuk ukuran tabung gas jika sudah terminal LPG nya di Kupang, karena Kota Kupang terus mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu.

Sementara itu, Muhammad Abdullah, salah seorang warga asal Kampung Solor, Kota Kupang mengatakan bahwa pasti akan banyak penolakan dari masyarakat jika produksinya sudah jalan.

Baca juga: Terminal LPG akan turunkan harga LPG non-subsidi

"Hampir 80 persen masyarakat di Kota Kupang masih gunakan kompor untuk memasak, jika gas sudah ada pasti membawa dampak pada hilangnya minyak tanah," ujarnya.

Karena itu, ia berharap agar pemerintah perlu lakukan sosialisasi dari sekarang agar tidak menimbulkan kegagetan dari masyarakat pengguna.

Sosialisasi itu berupa bagaimana mencegah terjadinya kebocoran gas, kemudian juga bagaimana mencegah terjadinya hal berbahaya lainnya jika ada kobaran api.

"Soalnya banyak kejadian di Pulau Jawa, tabung-tabung dengan ukuran tiga kilogram selalu meledak ketika digunakan," katanya mencontohkan.

Baca juga: NTT Belum Nikmati Tabung Gas Elpiji Bersubsidi
Baca juga: Pertamina targetkan pembangunan terminal LPG selesai 2020

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024