Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat, ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tumbuh sebesar 5,13 persen pada 2018 secara year on year (yoy), sedikit meningkat dibandingkan 2017 yang sebesar 5,11 persen (yoy).
"Peningkatan pertumbuhan itu terutama disebabkan oleh melambatnya impor antardaerah, seperti barang-barang konsumsi maupun konstruksi daerah," demikian hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diterima Antara di Kupang, Selasa (9/4).
Sementara itu indikator lain dari sisi permintaan seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah maupun pembentukan modal tetap bruto (PMTB)/investasi menunjukkan perlambatan.
Berdasarkan lapangan usaha, pertanian, kehutanan dan perikanan, konstruksi serta perdagangan besar dan eceran menjadi pendorong utama akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT.
Menurut Bank Indonesia, lapangan usaha (LU) konstruksi meningkat seiring kelanjutan proyek-proyek strategis nasional seperti penyelesaian Bendungan Reknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, serta konstruksi Bendungan Napu Gete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), termasuk proyek kelistrikan Pulau Flores, Timor dan Rote.
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran juga tercatat meningkat didorong utamanya oleh peningkatan penjualan barang tahan lama seperti kendaraan dan alat konstruksi lebih lanjut.
Baca juga: BI : Tahun politik dorong pertumbuhan ekonomi NTT
Lapangan usaha administrasi pemerintah turut meningkat sejalan dengan kegiatan kelanjutan konstruksi proyek strategis pemerintah pusat serta didorong pula oleh adanya pilkada serentak.
Secara spesial menurut BI, pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sepanjang 2018 tercatat lebih rendah dibanding nasional dan Bali.
Perekonomian nasional tumbuh meningkat sebesar 5,17 persen (yoy) didukung terutama oleh pemerintaan domestik seperti konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
Sementara itu ekonomi Provinsi Bali tumbuh sebesar 6,35 persen (yoy), meningkat, dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,57 (yoy).
Baca juga: Ekonomi NTT tumbuh 5,13 persen pada 2018
Baca juga: Pers berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi NTT
"Peningkatan pertumbuhan itu terutama disebabkan oleh melambatnya impor antardaerah, seperti barang-barang konsumsi maupun konstruksi daerah," demikian hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diterima Antara di Kupang, Selasa (9/4).
Sementara itu indikator lain dari sisi permintaan seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah maupun pembentukan modal tetap bruto (PMTB)/investasi menunjukkan perlambatan.
Berdasarkan lapangan usaha, pertanian, kehutanan dan perikanan, konstruksi serta perdagangan besar dan eceran menjadi pendorong utama akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT.
Menurut Bank Indonesia, lapangan usaha (LU) konstruksi meningkat seiring kelanjutan proyek-proyek strategis nasional seperti penyelesaian Bendungan Reknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, serta konstruksi Bendungan Napu Gete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), termasuk proyek kelistrikan Pulau Flores, Timor dan Rote.
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran juga tercatat meningkat didorong utamanya oleh peningkatan penjualan barang tahan lama seperti kendaraan dan alat konstruksi lebih lanjut.
Baca juga: BI : Tahun politik dorong pertumbuhan ekonomi NTT
Lapangan usaha administrasi pemerintah turut meningkat sejalan dengan kegiatan kelanjutan konstruksi proyek strategis pemerintah pusat serta didorong pula oleh adanya pilkada serentak.
Secara spesial menurut BI, pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sepanjang 2018 tercatat lebih rendah dibanding nasional dan Bali.
Perekonomian nasional tumbuh meningkat sebesar 5,17 persen (yoy) didukung terutama oleh pemerintaan domestik seperti konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
Sementara itu ekonomi Provinsi Bali tumbuh sebesar 6,35 persen (yoy), meningkat, dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,57 (yoy).
Baca juga: Ekonomi NTT tumbuh 5,13 persen pada 2018
Baca juga: Pers berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi NTT