Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/4) menggelar simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Pantai Lasiana Kupang.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana itu, melibatkan masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Pantai Oesapa dan Lasiana Kupang.
Dalam kegiatan itu, masyarakat diajarkan cara menyelamatkan diri pada saat terjadi keadaan darurat, agar bisa selamat dari ancaman maut akibat bencana, termasuk memperagakan cara petugas berupaya menyelamatkan warga di lokasi bencana yang tidak bisa lari menyelamatkan diri karena sedang menderita sakit di rumah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bendana Daerah Provinsi NTT, Thomas Bangke menjelaskan, kegiatan simulasi kebencanaan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri secara mandiri.
Menurut dia, menyelamatkan diri secara mandiri ini penting diketahui oleh masyarakat, agar pada saat terjadi kondisi darurat, mereka bisa menyelamatkan diri tanpa menunggu pertolongan dari petugas.
"Bencana gempa bumi dan tsunami ini tidak bisa terdeteksi, sehingga banyak menimbulkan korban jiwa. Pengalaman di sejumlah daerah di tanah air, banyak sekali warga yang menjadi korban karena tidak bisa menyelamatkan diri pada saat terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami," katanya.
Dia mengakui, saat ini banyak juga cara-cara penyelamatan diri secara mandiri yang ada di media-media sosial, tetapi tidak semua mayarakat bisa mengakses media sosial. Wilayah NTT, misalnya, terdiri dari pulau-pulau dan sebagian masyarakatnya hidup di pedalaman, jauh dari akses internet atau media sosial.
Karena itu, kata dia, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang cara mengambil langkah penyelamatan secara mandiri jika terjadi bencana, agar bisa terhindari dari jatuhnya korban jiwa.
Baca juga: Simulasi menghadapi bencana di NTT
Baca juga: Kepala daerah wajib petakan rawan pangan di wilayah kerjanya
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana itu, melibatkan masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Pantai Oesapa dan Lasiana Kupang.
Dalam kegiatan itu, masyarakat diajarkan cara menyelamatkan diri pada saat terjadi keadaan darurat, agar bisa selamat dari ancaman maut akibat bencana, termasuk memperagakan cara petugas berupaya menyelamatkan warga di lokasi bencana yang tidak bisa lari menyelamatkan diri karena sedang menderita sakit di rumah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bendana Daerah Provinsi NTT, Thomas Bangke menjelaskan, kegiatan simulasi kebencanaan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri secara mandiri.
Menurut dia, menyelamatkan diri secara mandiri ini penting diketahui oleh masyarakat, agar pada saat terjadi kondisi darurat, mereka bisa menyelamatkan diri tanpa menunggu pertolongan dari petugas.
"Bencana gempa bumi dan tsunami ini tidak bisa terdeteksi, sehingga banyak menimbulkan korban jiwa. Pengalaman di sejumlah daerah di tanah air, banyak sekali warga yang menjadi korban karena tidak bisa menyelamatkan diri pada saat terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami," katanya.
Dia mengakui, saat ini banyak juga cara-cara penyelamatan diri secara mandiri yang ada di media-media sosial, tetapi tidak semua mayarakat bisa mengakses media sosial. Wilayah NTT, misalnya, terdiri dari pulau-pulau dan sebagian masyarakatnya hidup di pedalaman, jauh dari akses internet atau media sosial.
Karena itu, kata dia, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang cara mengambil langkah penyelamatan secara mandiri jika terjadi bencana, agar bisa terhindari dari jatuhnya korban jiwa.
Baca juga: Simulasi menghadapi bencana di NTT
Baca juga: Kepala daerah wajib petakan rawan pangan di wilayah kerjanya