Kupang (ANTARA) - Plan International Indonesia (PII) bersama Circle of Imagine Society (CIS) Timor memberikan pelatihan peningkatan kapasitas untuk para remaja agar mampu menyusun rencana masa depannya sendiri melalui program memilih masa depan (Mapan).
Direktur Eksekutif Plan International Indonesia Dini Widiastuti kepada wartawan di Kupang, Selasa (14/5) mengatakan, pelatihan tersebut didesain untuk menyasar remaja usia 13-19 tahun, terutama anak-anak sponsor (SC), anak putus sekolah, anak marginal, dan anak disabilitas, termasuk anak sekolah, baik laki-laki maupun perempuan.
"Program yang dikenal dengan Better Life Options and Opportunities Model (BLOOM) ini dilakukan di tiga kabupaten yakni di Kabupaten Lembata, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Nagekeo," kata dia.
Ia menjelaskan, program yang dijalankan tersebut bertujuan untuk memberikan akses informasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual, perilaku berisiko, serta keterampilan hidup.
Tak hanya itu, program tersebut juga diharapkan mampu berkontribusi dalam menurunkan angka perkawinan anak dengan memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku berisiko, serta pemahaman tentang migrasi yang aman.
Baca juga: Plan-Uni Eropa Luncurkan Program Mata Kail
"Pelatihan ini juga selain menawarkan serangkaian aktivitas yang pada akhirnya dapat membantu remaja mampu memilih dan memutuskan masa depan mereka yang lebih baik, program BLOOM ini sangat mendorong remaja untuk aktif dan mampu bicara di tingkat desa," ujar dia.
Tak hanya remaja yang didorong untuk berani menyuarakan pendapatnya di depan forum, masyakarat desa juga secara tidak langsung diajak untuk lebih sering mendengar suara remaja dalam pengambilan keputusan.
"Jadi tak hanya itu masyarakat desa juga dilatih untuk secara tidak langsung diajak untuk lebih sering mendengar suara remaja dalam pengambilan keputusan," tambah dia.
"Selain itu, mereka juga dibekali cara persiapan dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja,supaya mereka bisa lebih dini merancang masa depan mereka," ujar dia.
Baca juga: Plan bangun 15 sekolah aman di TTS
Baca juga: Scild Putuskan Rantai Pedagangan Manusia
Direktur Eksekutif Plan International Indonesia Dini Widiastuti kepada wartawan di Kupang, Selasa (14/5) mengatakan, pelatihan tersebut didesain untuk menyasar remaja usia 13-19 tahun, terutama anak-anak sponsor (SC), anak putus sekolah, anak marginal, dan anak disabilitas, termasuk anak sekolah, baik laki-laki maupun perempuan.
"Program yang dikenal dengan Better Life Options and Opportunities Model (BLOOM) ini dilakukan di tiga kabupaten yakni di Kabupaten Lembata, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Nagekeo," kata dia.
Ia menjelaskan, program yang dijalankan tersebut bertujuan untuk memberikan akses informasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual, perilaku berisiko, serta keterampilan hidup.
Tak hanya itu, program tersebut juga diharapkan mampu berkontribusi dalam menurunkan angka perkawinan anak dengan memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku berisiko, serta pemahaman tentang migrasi yang aman.
Baca juga: Plan-Uni Eropa Luncurkan Program Mata Kail
"Pelatihan ini juga selain menawarkan serangkaian aktivitas yang pada akhirnya dapat membantu remaja mampu memilih dan memutuskan masa depan mereka yang lebih baik, program BLOOM ini sangat mendorong remaja untuk aktif dan mampu bicara di tingkat desa," ujar dia.
Tak hanya remaja yang didorong untuk berani menyuarakan pendapatnya di depan forum, masyakarat desa juga secara tidak langsung diajak untuk lebih sering mendengar suara remaja dalam pengambilan keputusan.
"Jadi tak hanya itu masyarakat desa juga dilatih untuk secara tidak langsung diajak untuk lebih sering mendengar suara remaja dalam pengambilan keputusan," tambah dia.
"Selain itu, mereka juga dibekali cara persiapan dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja,supaya mereka bisa lebih dini merancang masa depan mereka," ujar dia.
Baca juga: Plan bangun 15 sekolah aman di TTS
Baca juga: Scild Putuskan Rantai Pedagangan Manusia