Kupang (ANTARA News NTT) - Sejumlah organisasi yang bergerak di bidang pencegahan dan resolusi konflik sosial di antaranya CIS Timor bekerja sama dengan Komunitas Peacemaker Kupang (Kompak) menggelar Konferensi Anak Muda lintas agama di Kupang, Nusa Tenggara Timur(NTT), Selasa (11/12).
Konferensi yang digelar pada 11-12 Desember 2018, dipusatkan di Hotel Neo by Aston Kupang, diikuti ratusan anak muda dari berbagai daerah di NTT maupun dari luar seperti Aceh, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Konferensi ini untuk memperkuat jaringan orang muda untuk melawan informasi bohong dan ujaran kebencian yang berpotensi menimbulkan konflik sosial," kata Ketua Panitia Konferensi Anak Muda, Ririn Astriniwati.
Dijelaskannya, maraknya informasi bohong dan ujaran kebencian yang beredar saat ini telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan masyarakat. Terutama mendekati hajatan besar politik di Tanah Air yakni pemilihan umum (Pemilu) pada 2019.
Menurutnya, banyak ujaran kebencian yang menyangkutpautkan identitas agama, suku, kelas sosial, gender, dan lainnya setiap saat beredar leluasa di media konvensional maupun media sosial.
"Jika tidak ditangani dengan cepat, opini-opini yang tidak kredibel ini potensial memecah belah keutuhan dan persatuan sosial dalam masyarakat," katanya.
Baca juga: Diskominfo bentuk komunitas anak muda anti hoax
Untuk itu, lanjutnya, CIS Timor bersama Kompak menggelar konferensi tersebut yang melibatkan ratusan anak muda sebagai generasi yang akrab dengan teknologi informasi terkini.
Pihaknya berharap, konferensi ini dapat meningkatkan peran anak muda untuk menjaga agar informasi bohong dan ujaran kebencian tidak semakin beredar luas di masyarakat.
Kegiatan Konferensi Anak Muda ini didukung penuh pihak Oxfam dan Kementerian Sosial dengan mengusung tema "Anak muda bersama melawan kabar bohong dan ujaran kebencian".
Sejumlah narasumber yang dilibatkan di antaranya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi NTT Abraham Maulaka mewakili Gubernur NTT, Antropolog Budaya Pater Gregorius Neonbasu SVD PhD, Pendeta Dr Ira Mangililio dan Aktivis Zarniel Woleka.
Selain itu, pihak lain yang turut diundang sebagai pembicara yakni Dr Muhammad Zainuk Majdi atau Tuan Guru Bajang, Pemimpin Redaksi Harian Pos Kupang ,Dion DB Putra, pihak Polda NTT dan organisasi mahasiswa setempat.
Baca juga: Informasi Hoax Tenggelamkan Fakta
Baca juga: Berita Hoax Masuki Tahap Serius