Kupang (ANTARA) - General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Ignatius Rendroyoko mengemukakan hingga saat ini masih tersisa sebanyak 722 desa di provinsi setempat yang belum berlistrik.
"Dari 1.200 desa yang belum berlistrik, sudah berhasil kami listriki sekitar 478 desa, dan kini tinggal 722 desa yang belum mendapat sentuhan penerangan dari PLN," kata Ignatius Rendroyoko kepada Antara di Kupang, Rabu (22/5).
Ia menambahkan, kondisi desa yang belum berlistrik di NTT, terus berkurang dari jumlah sebelumnya masih di atas 1.000 desa. "Kami terus mengejar peningkatan rasio elektrifikasi listrik dengan terus menggenjot pembangunan listrik di desa-desa," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya rasio elektrifikasi listrik di provinsi berbasiskan kepulauan itu baru mencapai 71 persen per Maret 2019, dan ditargetkan hingga akhir 2019 naik hingga 90 persen.
"Rasio ini terus kita tingkatkan hingga 100 persen sehingga seluruh rumah di setiap desa nantinya bisa menikmati listrik," katanya.
Baca juga: 84 desa di NTT dapat jatah pembangunan listrik
Menurutnya, selain membangun jaringan listrik ke desa-desa, pihaknya juga menghadirkan program peningkatan rasio elektrifikasi berupa penyambungan listrik gratis yang telah dilakukan untuk 11.000 rumah tangga di daerah ini.
Rendroyoko mengemukakan, upaya melistriki desa-desa bisa terealisasi dengan cepat melalui sinergi bersama perangkat pemerintah kabupaten hingga masyarakat di tingkat desa.
"Untuk itu kami berharap dukungan berbagai pihak terutama masyarakat agar bisa merelakan pohonnya ditebang untuk dilalui jaringan atau sedikit lahan untuk penanaman tiang listrik," katanya.
Baca juga: PLN NTT tuntaskan sambungan listrik gratis untuk 11.000 rumah tangga
Baca juga: PLN NTT optimistis bisa mengejar rasio elektrifikasi hingga 90 persen
"Dari 1.200 desa yang belum berlistrik, sudah berhasil kami listriki sekitar 478 desa, dan kini tinggal 722 desa yang belum mendapat sentuhan penerangan dari PLN," kata Ignatius Rendroyoko kepada Antara di Kupang, Rabu (22/5).
Ia menambahkan, kondisi desa yang belum berlistrik di NTT, terus berkurang dari jumlah sebelumnya masih di atas 1.000 desa. "Kami terus mengejar peningkatan rasio elektrifikasi listrik dengan terus menggenjot pembangunan listrik di desa-desa," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya rasio elektrifikasi listrik di provinsi berbasiskan kepulauan itu baru mencapai 71 persen per Maret 2019, dan ditargetkan hingga akhir 2019 naik hingga 90 persen.
"Rasio ini terus kita tingkatkan hingga 100 persen sehingga seluruh rumah di setiap desa nantinya bisa menikmati listrik," katanya.
Baca juga: 84 desa di NTT dapat jatah pembangunan listrik
Menurutnya, selain membangun jaringan listrik ke desa-desa, pihaknya juga menghadirkan program peningkatan rasio elektrifikasi berupa penyambungan listrik gratis yang telah dilakukan untuk 11.000 rumah tangga di daerah ini.
Rendroyoko mengemukakan, upaya melistriki desa-desa bisa terealisasi dengan cepat melalui sinergi bersama perangkat pemerintah kabupaten hingga masyarakat di tingkat desa.
"Untuk itu kami berharap dukungan berbagai pihak terutama masyarakat agar bisa merelakan pohonnya ditebang untuk dilalui jaringan atau sedikit lahan untuk penanaman tiang listrik," katanya.
Baca juga: PLN NTT tuntaskan sambungan listrik gratis untuk 11.000 rumah tangga
Baca juga: PLN NTT optimistis bisa mengejar rasio elektrifikasi hingga 90 persen