Kupang (ANTARA) - General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang Burhan Zahim menyatakan angin kencang disertai gelombang yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur saat ini belum mengganggu pelayaran antarpulau di provinsi kepulauan ini.
"Sejauh ini pelayaran antarpulau masih normal, tetapi kami tetap mengikuti perkembangan cuaca yang dilaporkan oleh BMKG Kupang," kata Burhan Zahim kepada Antara di Kupang, Minggu (26/5)..
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan dampak angin kecang dan gelombang tinggi di wilayah perairan laut NTT terhadap pelayaran antarpulau di daerah ini.
Saat ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap hari mengeluarkan peringatan dini khusus untuk pelayaran ke semua operator pelayaran, termasuk ASDP.
Laporan peringatan dini cuaca inilah yang dijadikan sebagai referensi dalam mengambil keputusan untuk berlayar atau tidak, termasuk wilayah perairan yang nyaman untuk dilalui.
Karena itu, jikalau peringatan dini itu memungkinkan untuk kapal berlayar, maka pihaknya tetap beroperasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Minggu (26/5) melaporkan, angin kencang disertai gelombang tinggi sedang melanda wilayah itu.
Baca juga: ASDP: Kami utamakan keselamatan dalam pelayaran
Kondisi ini dipicu oleh perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia dengan Nusa Tenggara Timur (NTT), kata Forcaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Wisnu Wardhana.
Selain karena posisi matahari sekarang di belahan bumi utara (BBU), yang berarti tekanan di utara akan lebih rendah dibandingkan tekanan di belahan bumi selatan (BBS) yang lebih tinggi, sehingga angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, katanya.
Menurut dia, saat ini kecepatan angin maksimum yang terukur di tempat kantor BMKG berkisar 18-22 knot.
Kondisi ini menurut dia, telah berdampak pula terhadap peningkatan tinggi gelombang yang terjadi di hampir seluruh wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT).
Gelombang setinggi 2.0 meter berpotensi terjadi di wilayah perairan laut Sawu, perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Timor Selatan NTT dan Samudera Hindia Selatan NTT.
Sedangkan gelombang setinggi 2,5-3.0 meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan NTT.
"Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan," kata Wisnu Wardhana.
Baca juga: Lintasan penyeberangan di NTT dibuka kembali
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan, Feri tetap beroperasi seperti biasa
"Sejauh ini pelayaran antarpulau masih normal, tetapi kami tetap mengikuti perkembangan cuaca yang dilaporkan oleh BMKG Kupang," kata Burhan Zahim kepada Antara di Kupang, Minggu (26/5)..
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan dampak angin kecang dan gelombang tinggi di wilayah perairan laut NTT terhadap pelayaran antarpulau di daerah ini.
Saat ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap hari mengeluarkan peringatan dini khusus untuk pelayaran ke semua operator pelayaran, termasuk ASDP.
Laporan peringatan dini cuaca inilah yang dijadikan sebagai referensi dalam mengambil keputusan untuk berlayar atau tidak, termasuk wilayah perairan yang nyaman untuk dilalui.
Karena itu, jikalau peringatan dini itu memungkinkan untuk kapal berlayar, maka pihaknya tetap beroperasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Minggu (26/5) melaporkan, angin kencang disertai gelombang tinggi sedang melanda wilayah itu.
Baca juga: ASDP: Kami utamakan keselamatan dalam pelayaran
Kondisi ini dipicu oleh perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia dengan Nusa Tenggara Timur (NTT), kata Forcaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Wisnu Wardhana.
Selain karena posisi matahari sekarang di belahan bumi utara (BBU), yang berarti tekanan di utara akan lebih rendah dibandingkan tekanan di belahan bumi selatan (BBS) yang lebih tinggi, sehingga angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, katanya.
Menurut dia, saat ini kecepatan angin maksimum yang terukur di tempat kantor BMKG berkisar 18-22 knot.
Kondisi ini menurut dia, telah berdampak pula terhadap peningkatan tinggi gelombang yang terjadi di hampir seluruh wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT).
Gelombang setinggi 2.0 meter berpotensi terjadi di wilayah perairan laut Sawu, perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Timor Selatan NTT dan Samudera Hindia Selatan NTT.
Sedangkan gelombang setinggi 2,5-3.0 meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan NTT.
"Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan," kata Wisnu Wardhana.
Baca juga: Lintasan penyeberangan di NTT dibuka kembali
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan, Feri tetap beroperasi seperti biasa