Kupang (Antara NTT) - Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Frans Bapa Tokan, MA mengatakan, kampanye terbuka pada hari terakhir sangat berpengaruh siginifikan bagi kelompok pemilih yang belum menentukan pilihannya (swing voters).

"Oleh karena itu saat kampanye dilakukan para juru kampanye diharapkan bisa fokus menyampaikan seluruh program yang sudah ada dan akan dilakukan untuk bisa meraih simpati kelompok pemilih memastikan pilihannya," kata Frans di Kupang, Jumat menjawab dampak dari pilihan dua pasangan calon wali kota dan wakil wali Kota Kupang yang memilih melaksanakan kampanye terbuka di hari terakhir Sabtu, 11 Fabruari 2017.

Menurut dia, karena substansi kampanye adalah menyampaikan visi, misi dan program kerja para calon jika terpilih memimpin daerah ini di lima tahun mendatang, maka kampanye terakhir akan memberikan keyakinan kepada para pemilih yang masih memastikan pilihannya.

"Di saat kampanye terakhir itulah para pemilih yang masuk kelompok `swing voters` akan mendapatkan ruang yang cukup untuk menetapkan pilihannya. Ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh pasangan calon dan tim agar bisa meraup penuh suara pemilih mengambang ini," katanya.

Terkait hal ini, alumnus Magister Ilmu Politik UGM Yogyakarta itu menyebut, selain melakukan kampanye terbuka, seluruh media kampanye bisa dimanfaatkan tim pemenangan untuk menggarap habis `swing voters` di daerah ini. "Ini kesempetan terakhir, para pasangan calon dan timnya harus benar-benar ekstra bekerja `memburu` `swing voters` itu," katanya.

Kondisi ini sangat berbeda dengan pemilih yang sudah menentukan pilihannya. Artinya, kampanye di hari akhir tidak lagi memberikan dampak bagi pemilih yang sudah menentukan pilihannya.

Dan kelompok yang sudah memiliki pilihan adalah kelompok yang sudah memiliki cukup pengetahuan dan pengalaman terkait pelaksanaan pilkada. Dan lebih dari itu pemilih yang telah memahami benar `track record` dua pasangan calon ini.

"Mereka (pasangan calon) ini kan pemain lama dan sudah sangat dikenal masyarakat dan oleh karena itu yang sudah mengenal pasti sudah miliki pilihan," katanya.

Dengan demikian maka menurut dia, pemilih yang bisa terkategori masuk dalam kelompok `swing voters` adalah pemilih yang belum mengetahui persis sepak terjang dua pasangan calon itu. "Boleh jadi para kaum muda atau pemilih pemula. Mereka inilah kelompok `swing voters` yang harus dikejar dan diyakinkan untuk bisa menentukan pilihan di kampanye terakhir itu," katanya.

Dari paparan data pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan KPU Kota Kupang, terdapat 7.954 pemilih pemula dari keseluruhan DPT sebanyak 235.265 pemilih. "Atau berada di 3,38 persen dari total jumlah DPT pilkada yang ada. Ini jumlah yang cukup banyak dan bisa jadi penentu kemenangan pasangan calon," katanya.

Dengan kondisi data itulah, mantan Dekan FISIP Unwira Kupang itu berharap semua tim dari masing-masing pasangan calon bisa terus berjuang memanfaatkan seluruh potensinya untuk bisa mendapatkan simpati dari `swing voters` yang masih belum menetapkan pilihannya. "Saya kira meski sudah tersisa H-4 pelaksanaan namun masih ada kesempatan untuk melakukan hal itu," katanya.

Dua pasang calon wali kota dan wakil wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore-Hermanus Man (Firmanmu) dan Jonas Salean-Nikolaus Fransiskus (Sahabat) memilih hari terakhir masa kampanye pada 11 Februari sebagai pelaksanaan kampanye terbuka.

Pasangan nomor urut `1` atau pasangan `Firmanmu` akan berkampanye di GOR Oepoi Kota Kupang pada pukul 11.00 Wita sementara pasangan nomor urut `2` atau paket `Sahabat` akan melangsungkan kampanyenya di Lapangan Kelapa Lima pukul 15.00 Wita.

Pewarta : Yohanes Adrianus
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024