Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mendorong pemerintah untuk membenahi akses jalan menuju objek wisata Laut Mati di Kabupaten Rote Ndao yang sampai sejauh ini belum bisa dijangkau wisatawan.
"Akses jalan menuju objek wisata Laut Mati masih buruk sehingga sulit dijangkau, ini salah satu penyebab membuat destinasi itu belum dikenal banyak orang," kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, NTT, Selasa (18/6)
Ia mengatakan hal itu terkait kondisi infrastruktur pendukung objek wisata Laut Mati yang berada di Dusun Sipuk, Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Pulau Rote, sekitar 40 mil dari Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Objek wisata ini memiliki keunikan tersendiri, salah satunya berupa pasir yang terbentuk dari cangkang kerang dan keong, serta air laut yang tidak terlalu asin seperti umumnya.
Abed mengatakan sejauh ini pihaknya hanya memasarkan objek wisata tersebut untuk pasar wisatawan lokal. Sedang, untuk pasar wisatawan mancanegara belum dilakukan karena destinasi tersebut belum dikelola dengan baik.
Abed menambahkan akses jalan menuju lokasi wisata Laut Mati masih sangat jelek serta berbagai infrastruktur pendukung di lokasi wisata juga belum siap, sehingga perlu dilakukan pembenahan.
Untuk itu, pemilik operator tur PT Flobamor Tours itu mendorong agar pemerintah daerah setempat memprioritaskan pembangunan infrastruktur penunjang objek wisata tersebut agar bisa dipasarkan secara lebih luas.
"Ketika aksesnya mudah dijangkau, infrastruktur pendukung lain juga bagus, maka tentu pelaku usaha lebih siap memasarkan untuk pasar mancanegara yang lebih luas," demikian Abed Frans.
Baca juga: ASITA NTT dukung pengembangan tujuh objek wisata penyangga
Baca juga: NTT bangun tujuh objek wisata baru
"Akses jalan menuju objek wisata Laut Mati masih buruk sehingga sulit dijangkau, ini salah satu penyebab membuat destinasi itu belum dikenal banyak orang," kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, NTT, Selasa (18/6)
Ia mengatakan hal itu terkait kondisi infrastruktur pendukung objek wisata Laut Mati yang berada di Dusun Sipuk, Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Pulau Rote, sekitar 40 mil dari Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Objek wisata ini memiliki keunikan tersendiri, salah satunya berupa pasir yang terbentuk dari cangkang kerang dan keong, serta air laut yang tidak terlalu asin seperti umumnya.
Abed mengatakan sejauh ini pihaknya hanya memasarkan objek wisata tersebut untuk pasar wisatawan lokal. Sedang, untuk pasar wisatawan mancanegara belum dilakukan karena destinasi tersebut belum dikelola dengan baik.
Abed menambahkan akses jalan menuju lokasi wisata Laut Mati masih sangat jelek serta berbagai infrastruktur pendukung di lokasi wisata juga belum siap, sehingga perlu dilakukan pembenahan.
Untuk itu, pemilik operator tur PT Flobamor Tours itu mendorong agar pemerintah daerah setempat memprioritaskan pembangunan infrastruktur penunjang objek wisata tersebut agar bisa dipasarkan secara lebih luas.
"Ketika aksesnya mudah dijangkau, infrastruktur pendukung lain juga bagus, maka tentu pelaku usaha lebih siap memasarkan untuk pasar mancanegara yang lebih luas," demikian Abed Frans.
Baca juga: ASITA NTT dukung pengembangan tujuh objek wisata penyangga
Baca juga: NTT bangun tujuh objek wisata baru