Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi menyatakan sepakat untuk menghidupkan oposisi guna membangun kehidupkan demokrasi yang lebih berkualitas.
"Saya sepakat jika oposisi dihidupkan untuk menghidupkan demokrasi yang berkualitas. Maka partai yang telah memposisikan diri sebagai oposan harus memiliki kerangka pikir yang jelas sebagai solusi pembanding, jika sebuah kebijakan kekuasaan yang dirasakan tidak sejalan," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Rabu (17/7).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menilai oposisi itu mulia dan pentingnya oposisi dalam sebuah negara demokrasi.
Menurut dia, oposisi yang berkualitas jika berperang secara argumentatif yang rasional, dan cerdas bukan turun ke jalan sebagai parlemen jalanan atau menggunakan rakyat sebagai tameng untuk unjuk kekuatan.
Oposisi yang cerdas, kata dia, jika mampu membangun institusi demokrasi secara matang sebagai wahana kontrol seperti partai politik dan legislatif. Saluran politik ini lebih elegan dan bermartabat.
Baca juga: Jika kalah, Prabowo tetap sebagai oposisi
Di sisi lain, oposan harus menghilangkan cara pikir jika kekuasaan tidak pernah benar di matanya.
"Namun, oposan yang baik jika menegur jika ada yang salah dan memuji jika ada yang benar," kata Ahmad Atang.
Karena itu, harus pula disadari bahwa kekuasaan tidak selalu benar dan oposan tidak selalu salah dalam mengkritisi kebijkan pemerintah.
"Apa yang dianggap benar oleh kekuasaan belum tentu benar oleh oposan dan apa yang dianggap salah oleh oposan belum tentu salah oleh kekuasaan," demikian Ahmad Atang.
"Saya sepakat jika oposisi dihidupkan untuk menghidupkan demokrasi yang berkualitas. Maka partai yang telah memposisikan diri sebagai oposan harus memiliki kerangka pikir yang jelas sebagai solusi pembanding, jika sebuah kebijakan kekuasaan yang dirasakan tidak sejalan," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Rabu (17/7).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menilai oposisi itu mulia dan pentingnya oposisi dalam sebuah negara demokrasi.
Menurut dia, oposisi yang berkualitas jika berperang secara argumentatif yang rasional, dan cerdas bukan turun ke jalan sebagai parlemen jalanan atau menggunakan rakyat sebagai tameng untuk unjuk kekuatan.
Oposisi yang cerdas, kata dia, jika mampu membangun institusi demokrasi secara matang sebagai wahana kontrol seperti partai politik dan legislatif. Saluran politik ini lebih elegan dan bermartabat.
Baca juga: Jika kalah, Prabowo tetap sebagai oposisi
Di sisi lain, oposan harus menghilangkan cara pikir jika kekuasaan tidak pernah benar di matanya.
"Namun, oposan yang baik jika menegur jika ada yang salah dan memuji jika ada yang benar," kata Ahmad Atang.
Karena itu, harus pula disadari bahwa kekuasaan tidak selalu benar dan oposan tidak selalu salah dalam mengkritisi kebijkan pemerintah.
"Apa yang dianggap benar oleh kekuasaan belum tentu benar oleh oposan dan apa yang dianggap salah oleh oposan belum tentu salah oleh kekuasaan," demikian Ahmad Atang.