Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memutuskan untuk menutup objek wisata Pulau Komodi di wilayah Taman Nasional Komodo (TNK) pada 2020 bagi semua wisatawan untuk penataan kembali habitat binatang purba raksasa Komodo (varanus Komodoensis) di pulau tersebut.
"Soal penutupan Pulau Komodo itu sudah pasti. Tahun depan kami sudah putuskan untuk menutup Pulau Komodo dari aktivitas wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa kepada ANTARA di Kupang, Kamis (18/7).
Ia mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi terkait hasil pertemuan antara Pemerintah Provinsi NTT bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, Rabu (17/7).
Ia mengatakan agenda yang dibahas dalam pertemuan itu yakni menyangkut persiapan, pengkajian, dan pengelolaan, sehingga pemerintah memandang penting untuk menutup habitat komodo di Pulau Komodo pada tahun depan.
Wayan mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sendiri sudah setuju dengan penutupan tersebut. Saat berkunjung ke Labuan Bajo pada 10-11 Juli 2019, Presiden Jokowi juga mengatakan ada pembatasan kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo karena kawasan itu adalah kawasan konservasi.
Baca juga: Mau tahu jumlah komodo di TNK saat ini
Karena itu, kepala negara meminta jika ada wisatawan yang ingin melihat komodo bisa melihat di Pulau Rinca yang lokasinya masih berada di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) juga.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga sudah sejak awal mengatakan akan mengucurkan anggaran sebesar Rp100 miliar dari APBD NTT untuk merehabilitasi Pulau Komodo.
"Kami akan merehabilitasi Pulau Komodo. Kami siapkan makanannya seperti rusa, kambing dan kebutuhan komodo agar mereka tak saling serang, yang berujung pada kepunahan komodo itu sendiri," kata dia.
Wayan mengatakan penutupan Pulau Komodo akan berlangsung selama satu tahun dengan tujuan memulihkan dan melakukan konservasi terhadap Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu habitatnya binatang purba langka raksasa komodo.
Baca juga: BBKSDA NTT selamatkan komodo yang masuk ke perkampungan warga
Baca juga: Undana lakukan kajian literatur terhadap penutupan Pulau Komodo
"Soal penutupan Pulau Komodo itu sudah pasti. Tahun depan kami sudah putuskan untuk menutup Pulau Komodo dari aktivitas wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa kepada ANTARA di Kupang, Kamis (18/7).
Ia mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi terkait hasil pertemuan antara Pemerintah Provinsi NTT bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, Rabu (17/7).
Ia mengatakan agenda yang dibahas dalam pertemuan itu yakni menyangkut persiapan, pengkajian, dan pengelolaan, sehingga pemerintah memandang penting untuk menutup habitat komodo di Pulau Komodo pada tahun depan.
Wayan mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sendiri sudah setuju dengan penutupan tersebut. Saat berkunjung ke Labuan Bajo pada 10-11 Juli 2019, Presiden Jokowi juga mengatakan ada pembatasan kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo karena kawasan itu adalah kawasan konservasi.
Baca juga: Mau tahu jumlah komodo di TNK saat ini
Karena itu, kepala negara meminta jika ada wisatawan yang ingin melihat komodo bisa melihat di Pulau Rinca yang lokasinya masih berada di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) juga.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga sudah sejak awal mengatakan akan mengucurkan anggaran sebesar Rp100 miliar dari APBD NTT untuk merehabilitasi Pulau Komodo.
"Kami akan merehabilitasi Pulau Komodo. Kami siapkan makanannya seperti rusa, kambing dan kebutuhan komodo agar mereka tak saling serang, yang berujung pada kepunahan komodo itu sendiri," kata dia.
Wayan mengatakan penutupan Pulau Komodo akan berlangsung selama satu tahun dengan tujuan memulihkan dan melakukan konservasi terhadap Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu habitatnya binatang purba langka raksasa komodo.
Baca juga: BBKSDA NTT selamatkan komodo yang masuk ke perkampungan warga
Baca juga: Undana lakukan kajian literatur terhadap penutupan Pulau Komodo