Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang Msi mengatakan Presiden Joko Widodo perlu mempertimbangkan untuk mengakomodir salah satu putra asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kabinet kerjanya mendatang.
"Menurut saya, Jokowi perlu mempertimbangkan NTT dalam kabinet karena selama dua periode mencalonkan diri sebagai presiden, Jokowi menang mutlak di atas 90 persen di NTT," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Rabu (31/7), terkait wacana pembentukan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin dan posisi NTT dalam kabinet.
Hari-hari ini dan ke depan, publik terus disuguhi isu soal susunan kabinet kerja Jokowi-Ma'ruf Amin jilid dua. "Secara politik, penentuan kabinet merupakan hak prerogatif presiden, namun terbuka peluang adanya masukan publik, termasuk dari partai koalisi. Dan, kita berharap ada orang NTT masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi," katanya.
Secara normatif, kata Ahmada Atang, Jokowi memiliki berbagai pertimbangan untuk memilih pembantu termasuk keterwakilan wilayah dan dukungan politik wilayah atas kemenangan Jokowi-Ma'ruh Amin dalam Pilpres 2019 lalu.
Di NTT, selama dua periode pencalonan, Jokowi selalu menang mutlak di atas 90 persen, sehingga cukup pantas jika salah seorang putra NTT masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi-Ma'ruf Amin.
Pada Pilpres 2014 pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf kalla (Jokowi-JK) menang telak di sebagian besar kabupaten dan kota di NTT.
Baca juga: NTT harapkan ada perwakilannya di Kabinet Kerja Jokowi
Jokowi-JK menang di 19 kabupaten dan satu kota, sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya menang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Kupang dan Belu. Itu pun selisih suara kedua pasangan di dua daerah tidak terlalu jauh.
Sementara pada Pilpres 2019, Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin menang mutlak di Provinsi NTT. "Jadi NTT selama dua periode, Jokowi menang mutlak di atas 90 persen suara," ujarnya.
Hal ini menunjukan bahwa dukungan politik masyarakat NTT secara tulus kepada Jokowi. Karena itu tidak berlebihan jika Jokowi mempertimbangkan untuk mengakomodir salah satu putra NTT dalam Kabinet Kerjanya mendatang.
Dia menambahkan, ada sekian banyak kader NTT yang layak dan pantas masuk dalam kabinet Jokowi jilid 2, dan salah satunya adalah Frans Lebu Raya (mantan Gubernur NTT dan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT selama 20 tahun).
Sebagai politisi PDI Perjuangan, Frans Lebu Raya dalam kipra politiknya menjadi wakil ketua DPRD NTT, wakil gubernur dan gubernur NTT dua periode.
Disamping itu ada kader lain seperti Melkianus Mekeng, Andreas Hugo Parera dan Jhoni Plate serta Gubernur NTT saat ini, Viktor Bungtilu Laiskodat, yang dinilai layak untuk menduduki kursi menteri.
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (kedua kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kedua kanan) bersama Ibu Irianan Joko Widodo (kiri) dan Ibu Wury Estu Handayani (kanan) menyapa pendukung sebelum memberikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat Minggu (14/7/2019). Joko Widodo menyampaikan visi untuk membangun Indonesia di periode kedua pemerintahannya diantaranya pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi dan efektifitas serta efisiensi alokasi dan penggunan APBN. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pd.)
"Menurut saya, Jokowi perlu mempertimbangkan NTT dalam kabinet karena selama dua periode mencalonkan diri sebagai presiden, Jokowi menang mutlak di atas 90 persen di NTT," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Rabu (31/7), terkait wacana pembentukan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin dan posisi NTT dalam kabinet.
Hari-hari ini dan ke depan, publik terus disuguhi isu soal susunan kabinet kerja Jokowi-Ma'ruf Amin jilid dua. "Secara politik, penentuan kabinet merupakan hak prerogatif presiden, namun terbuka peluang adanya masukan publik, termasuk dari partai koalisi. Dan, kita berharap ada orang NTT masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi," katanya.
Secara normatif, kata Ahmada Atang, Jokowi memiliki berbagai pertimbangan untuk memilih pembantu termasuk keterwakilan wilayah dan dukungan politik wilayah atas kemenangan Jokowi-Ma'ruh Amin dalam Pilpres 2019 lalu.
Di NTT, selama dua periode pencalonan, Jokowi selalu menang mutlak di atas 90 persen, sehingga cukup pantas jika salah seorang putra NTT masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi-Ma'ruf Amin.
Pada Pilpres 2014 pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf kalla (Jokowi-JK) menang telak di sebagian besar kabupaten dan kota di NTT.
Baca juga: NTT harapkan ada perwakilannya di Kabinet Kerja Jokowi
Jokowi-JK menang di 19 kabupaten dan satu kota, sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya menang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Kupang dan Belu. Itu pun selisih suara kedua pasangan di dua daerah tidak terlalu jauh.
Sementara pada Pilpres 2019, Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin menang mutlak di Provinsi NTT. "Jadi NTT selama dua periode, Jokowi menang mutlak di atas 90 persen suara," ujarnya.
Hal ini menunjukan bahwa dukungan politik masyarakat NTT secara tulus kepada Jokowi. Karena itu tidak berlebihan jika Jokowi mempertimbangkan untuk mengakomodir salah satu putra NTT dalam Kabinet Kerjanya mendatang.
Dia menambahkan, ada sekian banyak kader NTT yang layak dan pantas masuk dalam kabinet Jokowi jilid 2, dan salah satunya adalah Frans Lebu Raya (mantan Gubernur NTT dan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT selama 20 tahun).
Sebagai politisi PDI Perjuangan, Frans Lebu Raya dalam kipra politiknya menjadi wakil ketua DPRD NTT, wakil gubernur dan gubernur NTT dua periode.
Disamping itu ada kader lain seperti Melkianus Mekeng, Andreas Hugo Parera dan Jhoni Plate serta Gubernur NTT saat ini, Viktor Bungtilu Laiskodat, yang dinilai layak untuk menduduki kursi menteri.