Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur, Eko Pranoto, mengemukakan penjualan beras ke pasaran yang dilakukan pihaknya menurun akibat pasokan yang melimpah dari luar daerah terutama dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Belakangan ini memang penjualan beras kami ke pasaran menurun karena pasokan beras melimpah dari Sulawesi Selatan baik di Kota Kupang maupun kota-kota lain di NTT,” katanya kepada ANTARA di Kupang, Jumat (9/8).

Ia mengatakan hal itu terkait dampak membanjirnya pasokan beras dari luar daerah terhadap penjualan beras dari Bulog di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam bentuk kegiatan operasi pasar.

Dijelaskannya, sebelumnya penjualan beras Bulog setiap hari biasanya mencapai di atas 15 ton hingga puluhan ton melalui pedagang pasar maupun rumah pangan kita, namun belakangan ini hanya terjual sekitar 5-10 ton per hari.

“Karena memang pasokan beras dari Sulsel membanjir yang dibawa dengan kapal-kapal kayu dari sana masuk ke Kota Kupang maupun di Pulau Flores dan sekitarnya,” katanya.

Ia mengatakan, pasokan beras dari Sulawesi Selatan juga dijual dengan harga lebih murah untuk beras medium seharga Rp8.500/kilogram ke bawah, sedangkan harga di Bulog Rp6.500/kilogram.

Meski demikian, Eko mengaku tidak ada persoalan dengan menurunnya penjualan beras yang dialami pihaknya. Menurutnya, hal yang paling penting ialah pasokan beras di pasaran tetap memadai dan stabilitas harga juga tetap terjaga secara baik.

"Jadi tidak apa-apa yang penting tujuan utama pasokan beras untuk masyarakat tetap aman dan peran kami dalam menjaga stabilitas harga tetap berjalan," ujar Eko.

Baca juga: Puluhan ton beras tanpa label dari Makassar masuk pasaran Kupang
Baca juga: Bulog NTT beli beras dari petani lokal sebanyak 403 ton

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024