Kupang (Antara NTT) - Kepala Bidang Pelayanan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Nusa Tenggara Timur Minggus Foes mengatakan operasi pasar (OP) merupakan cara yang dilakukan oleh Bulog dalam mencegah terjadinya permainan harga kebutuhan pokok di pasaran daerah setempat.
"Kita selalu mengawasi setiap kali ada operasi beras, dengan tujuan agar tidak ada spekulan atau pihakn-pihak yang memanfaatkan momen operasi beras itu untuk membeli semua beras-beras yang ada," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa.
Presiden telah meminta kepada kepada pihak Kementerian Perdagangan agar bisa menghapus pihak-pihak yang selama ini "bermain" dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok di pasar.
Hal ini dikarena hingga kini harga kebutuhan pokok di pasaran masih menjadi momok menakutkan bagi pemerintah, apalagi masyarakat kurang mampu.
Selama ini menurutnya untuk operasi pasar di Kota Kupang pihaknya selalu bekerja sama dengan dinas terkait seperti Dinas Perdagangan Kota Kupang untuk bersama-sama mengawasi kegiatan tersebut.
"Untuk proses operasi pasar dibagi dalam dua bagian saluran yakni saluran pengecer di pasar serta yang kedua adalah satgas Bulog itu sendiri," tuturnya.
Untuk satga Bulog ini lanjutnya bekerja sama dengan dinas terkait dengan pelaksanaannya adalah di tempat-tempat ibadah seperti gereja dan masjid, serta di kawasan kelurahan-kelurahan, atau juga sekolah-sekolah yang memang meminta agar dilaksanakanya OP tersebut.
Pihak Bulog sendiri langsung terjun ke lapangan dengan tujuan agar langsung bisa memastikan masyarakat-masyarakat yang memang pantas untuk mendapatkan beras bulog tersebut.
"Hal ini bertujuan agar beras yang dibeli oleh pemerintah dan dijual dengan harga Rp7.900/kg itu bisa langsung diterima dan dinikmati oleh masyarakat," tuturnya.
Disamping itu juga satgas yang telah dibentuk itu berugas untuk menjaga dan memantau jika saja ada yang sengaja berulang-ulang membeli beras dalam jumlah yang banyak. Bahkan petugas kepolisian bersenjata lengkap juga ditempatkan saat dilaksanakannya operasi pasar.
"Kita selalu mengawasi setiap kali ada operasi beras, dengan tujuan agar tidak ada spekulan atau pihakn-pihak yang memanfaatkan momen operasi beras itu untuk membeli semua beras-beras yang ada," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa.
Presiden telah meminta kepada kepada pihak Kementerian Perdagangan agar bisa menghapus pihak-pihak yang selama ini "bermain" dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok di pasar.
Hal ini dikarena hingga kini harga kebutuhan pokok di pasaran masih menjadi momok menakutkan bagi pemerintah, apalagi masyarakat kurang mampu.
Selama ini menurutnya untuk operasi pasar di Kota Kupang pihaknya selalu bekerja sama dengan dinas terkait seperti Dinas Perdagangan Kota Kupang untuk bersama-sama mengawasi kegiatan tersebut.
"Untuk proses operasi pasar dibagi dalam dua bagian saluran yakni saluran pengecer di pasar serta yang kedua adalah satgas Bulog itu sendiri," tuturnya.
Untuk satga Bulog ini lanjutnya bekerja sama dengan dinas terkait dengan pelaksanaannya adalah di tempat-tempat ibadah seperti gereja dan masjid, serta di kawasan kelurahan-kelurahan, atau juga sekolah-sekolah yang memang meminta agar dilaksanakanya OP tersebut.
Pihak Bulog sendiri langsung terjun ke lapangan dengan tujuan agar langsung bisa memastikan masyarakat-masyarakat yang memang pantas untuk mendapatkan beras bulog tersebut.
"Hal ini bertujuan agar beras yang dibeli oleh pemerintah dan dijual dengan harga Rp7.900/kg itu bisa langsung diterima dan dinikmati oleh masyarakat," tuturnya.
Disamping itu juga satgas yang telah dibentuk itu berugas untuk menjaga dan memantau jika saja ada yang sengaja berulang-ulang membeli beras dalam jumlah yang banyak. Bahkan petugas kepolisian bersenjata lengkap juga ditempatkan saat dilaksanakannya operasi pasar.