Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli meminta aparat kepolisian setempat untuk menindak tegas para pelaku kebakaran hutan-lahan (karhutlah) di wilayah ujung timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur itu.
“Warga yang iseng atau sengaja membakar rumput hingga merembes ke hutan dan lahan kami minta agar ditindak tegas polisi,” katanya kepada ANTARA ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (4/9).
Ia menyayangkan peristiwa karhutlah yang terjadi di sekitar lereng Gunung Ile Lewotobi, Kecamatan Ilebura, beberapa waktu lalu akibat ulah seorang warga yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian saat ini.
Membakar lahan-hutan serupa ini, kata dia, adalah praktik sangat tercela dan berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan termasuk merusak kekayaan wisata alam dan pegunungan di daerah setempat.
Juga baca: Karhutla terjadi di tiga lokasi di Flores Timur
Juga baca: Polisi amankan seorang warga akibat karhutla di Flores Timur
“Masih untung peristiwa ini terjadi di hutan kalau di dekat kampung adat atau pemukiman penduduk maka lebih parah. Karena itu praktik oleh oknum warga seperti ini harus ditindak tegas polisi agar ada efek jera, karena kebakaran hutan-lahan ini hampir setiap tahun terjadi," kata dia.
Ia juga menyayangkan kebakaran hutan-lahan di lokasi lain, yaitu di Puncak Gunung Ile Boleng maupun perbukitan di Pulau Solor.
Ia berkata, kebakaran hutan-lahan serupa itu juga dipicu sejumlah faktor, di antaranya pembukaan lahan pertanian dengan cara membakar namun tidak dikontrol, aktivitas perburuan, maupun tindakan warga yang sengaja membakar rumput kering.
“Tindakan seperti membuang puntung rokok di rumput-rumput kering juga sangat rawan berdampak pada kebakaran, karena itu kami minta agar warga jangan melakukan hal itu, karena bisa menjadi pesakitan di mata hukum,” katanya.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini potensi Karhutlah
“Warga yang iseng atau sengaja membakar rumput hingga merembes ke hutan dan lahan kami minta agar ditindak tegas polisi,” katanya kepada ANTARA ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (4/9).
Ia menyayangkan peristiwa karhutlah yang terjadi di sekitar lereng Gunung Ile Lewotobi, Kecamatan Ilebura, beberapa waktu lalu akibat ulah seorang warga yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian saat ini.
Membakar lahan-hutan serupa ini, kata dia, adalah praktik sangat tercela dan berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan termasuk merusak kekayaan wisata alam dan pegunungan di daerah setempat.
Juga baca: Karhutla terjadi di tiga lokasi di Flores Timur
Juga baca: Polisi amankan seorang warga akibat karhutla di Flores Timur
“Masih untung peristiwa ini terjadi di hutan kalau di dekat kampung adat atau pemukiman penduduk maka lebih parah. Karena itu praktik oleh oknum warga seperti ini harus ditindak tegas polisi agar ada efek jera, karena kebakaran hutan-lahan ini hampir setiap tahun terjadi," kata dia.
Ia juga menyayangkan kebakaran hutan-lahan di lokasi lain, yaitu di Puncak Gunung Ile Boleng maupun perbukitan di Pulau Solor.
Ia berkata, kebakaran hutan-lahan serupa itu juga dipicu sejumlah faktor, di antaranya pembukaan lahan pertanian dengan cara membakar namun tidak dikontrol, aktivitas perburuan, maupun tindakan warga yang sengaja membakar rumput kering.
“Tindakan seperti membuang puntung rokok di rumput-rumput kering juga sangat rawan berdampak pada kebakaran, karena itu kami minta agar warga jangan melakukan hal itu, karena bisa menjadi pesakitan di mata hukum,” katanya.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini potensi Karhutlah