Kupang (ANTARA) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Ngopi Milenial di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, menggalang dana untuk membantu korban gempa bumi di Ambon, Maluku beberapa waktu lalu.

“Aksi penggalangan dana ini bermula hanya dari keterpanggilan hati dan rasa kepedulian kami atas korban gempa di Ambon beberapa waktu lalu,” kata koordinator komunitas Dinpu Lado Purab di Kupang, Sabtu (5/10)

Aksi kemanusiaan ini dilakukan selama 1-4 Oktober yang mengusung tagline ale rasa beta rasa, basong luka katong duka dengan menyasar titik-titik keramaian di jalanan untuk menggalang bantuan dana suka rela dari masyarakat atau pengguna jalan.

Dia mengatakan, peristiwa gempa bumi di Ambon pada Rabu (26/9) lalu merupakan bencana besar di Tanah Air yang menelan banyak korban jiwa dan menyebabkan dampak kerusakan yang parah.

Baca juga: Labuan Bajo digoyang gempa magnitudo 4,3
Baca juga: 53 kali gempa guncang Pulau Sumba dalam sepekan

Namun, lanjutnya, peristiwa ini seolah luput dari perhatian banyak masyarakat Indonesia karena di saat bersamaan terjadi gejolak politik di Tanah Air dengan berbagai aksi demonstrasi yang lebih menyita perhatian.

“Sementara saudara-saudara kita di Ambon sangat membutuhkan uluran tangan dari daerah-daerah lain, ini yang menggerakkan kami untuk menggalang bantuan bagi para korban,” katanya..

Dinpu mengatakan, aksi kemanusian ini sekaligus untuk memantik kalangan generasi muda lainnya untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama tanpa memandang asal maupun identitas lainnya.

“Komunitas kami memandang bahwa hidup sebangsa dan setanah air itu bermakna kalau satu terluka maka yang lain pun berduka, apalagi untuk peristiwa kemanusiaan seperti ini,” katanya.

Adapun hingga saat ini dana yang terkumpul dari aksi kemanusiaan itu sudah sekitar Rp7,2 juta dan akan dikirim langsung ke nomor rekening Posko pengungsian gempa Ambon.*

Baca juga: Deformasi batuan bangkitkan gempa di Manggarai Barat
Baca juga: Gempa bumi di Waingapu akibat pengaruh sesar aktif

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024