Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terjadi pada Kamis (26/9), dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari sesar turun (normal fault).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempa bumi di wilayah Laut Flores ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari sesar turun," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kupang, Robert Wahyu kepada ANTARA di Kupang, Kamis, terkait gempa di Manggarai Barat.
Baca juga: 21 kali gempa guncang NTT dalam seminggu
Pada Kamis, 26 September 2019, pukul 06.44.27 WIB, wilayah Laut Flores diguncang gempa bumi tektonik dengan kekuatan M=5.0. Episenter gempa bumi pada koordinat 8,38 LS dan 119,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 15 km arah barat laut Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, dengan kedalaman 175 km.
Dia mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi. Dampak gempa menurut informasi dirasakan di daerah Labuan Bajo III-IV MMI, dan Ruteng I-II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, begitupun gempa susulan (aftershocks) -nya. Masyarakat diminta tetap waspada dan jangan terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan.
Baca juga: Gempa 4,3 guncang barat laut Larantuka
Baca juga: Gempa bumi di Waingapu akibat pengaruh sesar aktif
Sejumlah warga Kota Ambon berada di luar rumah dan bangunan usai gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang kota tersebut, Kamis (26/09/2019) pagi. (ANTARA FOTO/John Nikita S).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempa bumi di wilayah Laut Flores ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari sesar turun," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kupang, Robert Wahyu kepada ANTARA di Kupang, Kamis, terkait gempa di Manggarai Barat.
Baca juga: 21 kali gempa guncang NTT dalam seminggu
Pada Kamis, 26 September 2019, pukul 06.44.27 WIB, wilayah Laut Flores diguncang gempa bumi tektonik dengan kekuatan M=5.0. Episenter gempa bumi pada koordinat 8,38 LS dan 119,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 15 km arah barat laut Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, dengan kedalaman 175 km.
Dia mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi. Dampak gempa menurut informasi dirasakan di daerah Labuan Bajo III-IV MMI, dan Ruteng I-II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, begitupun gempa susulan (aftershocks) -nya. Masyarakat diminta tetap waspada dan jangan terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan.
Baca juga: Gempa 4,3 guncang barat laut Larantuka
Baca juga: Gempa bumi di Waingapu akibat pengaruh sesar aktif