Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur telah mendistribusikan 200 ton air bersih untuk masyarakat tidak mampu yang sedang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau 2019.
"Kami telah mendistribusikan 200 ton air bersih untuk kelompok masyarakat marjinal di Kota Kupang yang sedang mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Kupang Ade Manafe kepada ANTARA di Kupang, Senin (11/11).
Ade Manafe mengatakan kemarau yang melanda Kota Kupang saat ini menyebabkan ketersediaan sumber air bersih menjadi sangat terbatas, sehingga masyarakat marjinal harus dibantu.
Dikatakannya dalam tahun 2019 ini, pemerintah Kota Kupang mengalokasikan bantuan 250 ton air bersih dalam menghadapi bencana kekeringan bagi masyarakat tidak mampu yang tersebar pada 51 kelurahan di Kota Kupang.
Ia mengatakan, proses distribusi air bersih bagi masyarakat itu dilakukan BPBD Kota Kupang sejak September 2019.
"Jumlah bantuan air bersih yang telah didistribusikan mencapai 200 ton. Proses pendistribusian langsung kepada masyarakat yang mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih yang terjadi akibat suplai air PDAM semakin terbatas karena debit air dari berbagai sumber mata air terus mengalami penyusutan," tegasnya.
Menurut dia, BPBD Kota Kupang masih memiliki stok bantuan air bersih sebanyak 50 ton yang akan didistribusikan pada November hingga Desember 2019.
Krisis air bersih melanda warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur akibat debit air PDAM mengalami penurunan sebagai dampak musim kemarau yang melanda daerah ini. (ANTARA FOTO/Benny Jahang)
Distribusi air bersih ini dilakukan BPBD Kota Kupang hingga musim hujan berlangsung pada Desember 2019.
"Berdasarkan perkiraan BMKG musim hujan mulai berlangsung Desember sehingga kami prediksikan bantuan air bersih sebanyak 50 ton yang masih tersisa itu bisa berlangsung hingga Desember 2019," tegas Ade Manafe.
"Kami telah mendistribusikan 200 ton air bersih untuk kelompok masyarakat marjinal di Kota Kupang yang sedang mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Kupang Ade Manafe kepada ANTARA di Kupang, Senin (11/11).
Ade Manafe mengatakan kemarau yang melanda Kota Kupang saat ini menyebabkan ketersediaan sumber air bersih menjadi sangat terbatas, sehingga masyarakat marjinal harus dibantu.
Dikatakannya dalam tahun 2019 ini, pemerintah Kota Kupang mengalokasikan bantuan 250 ton air bersih dalam menghadapi bencana kekeringan bagi masyarakat tidak mampu yang tersebar pada 51 kelurahan di Kota Kupang.
Ia mengatakan, proses distribusi air bersih bagi masyarakat itu dilakukan BPBD Kota Kupang sejak September 2019.
"Jumlah bantuan air bersih yang telah didistribusikan mencapai 200 ton. Proses pendistribusian langsung kepada masyarakat yang mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih yang terjadi akibat suplai air PDAM semakin terbatas karena debit air dari berbagai sumber mata air terus mengalami penyusutan," tegasnya.
Menurut dia, BPBD Kota Kupang masih memiliki stok bantuan air bersih sebanyak 50 ton yang akan didistribusikan pada November hingga Desember 2019.
Distribusi air bersih ini dilakukan BPBD Kota Kupang hingga musim hujan berlangsung pada Desember 2019.
"Berdasarkan perkiraan BMKG musim hujan mulai berlangsung Desember sehingga kami prediksikan bantuan air bersih sebanyak 50 ton yang masih tersisa itu bisa berlangsung hingga Desember 2019," tegas Ade Manafe.